Kamis, 30 Desember 2010

Tentang Meditasi Vipasana: Bagaimana Mengatasi Pikiran Yang Kacau

tentang Meditasi Vipasana: bagaimana mengatasi pikiran yang kacau? Topic List < Prev Topic | Next Topic >
Reply < Prev Message | Next Message >
Re: tentang Meditasi Vipasana: bagaimana mengatasi pikiran yang kacau?

Dari: "Suhud Usep"

>Tentang hubungan antara konsentrasi dan kesadaran, saya tidak pernah
mengajarkan konsentrasi. Malah dalam brosur MMD yang terbaru, saya tekankan "MMD
bukan konsentrasi". Ini bukan berarti konsentrasi tidak berperan dalam MMD;
tetapi konsentrasi jangan dijadikan 'tujuan' dalam meditasi. Dalam MMD dipahami
bahwa konsentrasi akan berkembang DENGAN SENDIRINYA, seiring dengan meredanya
pikiran, seiring dengan berkembangnya kesadaran, sehingga konsentrasi tidak
perlu diupayakan atau dikejar dalam dirinya sendiri, yang lagi-lagi adalah
cita-cita yang dipegang oleh si 'aku'. Jadi kata kunci dalam MMD adalah 'sadar',
bukan 'berkonsentrasi'. 'Sadar' ini pun tidak bisa diupayakan atau dikejar;
'sadar' & 'konsentrasi' yang berlangsung secara alamiah akan berkembang dengan
sendirinya bersama dengan redanya pikiran yang terlihat pada saat kini.


Pak Hudoyo,
Saya jadi bingung dengan sebagian penjelasan Bapak.
Selama ini saya menggunakan istilah 'konsentrasi' untuk bisa menuju 'ketenangan'
dalan bermeditasi.
Bisa dijelaskan bedanya atau apanya, deh. :)

Terima kasih.
Usep Suhud
=============================
HUDOYO:

Kang Usep yg baik,

Coba simak kembali kalimat Anda, terutama yang saya ketik kembali dalam huruf
besar: "...Saya MENGGUNAKAN 'konsentrasi' UNTUK bisa MENUJU 'ketenangan' dalam
bermeditasi." .....

Jadi, dalam bermeditasi Anda punya 'tujuan', 'cita-cita', 'harapan' bahwa nanti
[di masa depan yang dekat] Anda akan 'mencapai sesuatu' ["ketenangan"]; dan
bahwa untuk 'mencapai tujuan' itu Anda 'berupaya', 'melakukan sesuatu',
'menggunakan suatu cara/metode' [berkonsentrasi].-- bukan?

Nah, SIAPAKAH yang punya tujuan, lalu berupaya menggunakan metode tertentu untuk
mencapai tujuan itu? ... Tidak lain adalah si 'aku', bukan?

Kalau Anda lakukan itu, memang Anda akan mencapai tujuan Anda, yaitu ketenangan
itu. Tapi itu bukan vipassana/MMD yang saya ajarkan. Dengan cara itu, Anda tidak
akan mengenal diri Anda, tidak akan mengenal 'aku', yang berada di balik semua
itu: masa depan, cita-cita, tujuan, upaya, metode. Si aku ini makin lama makin
halus, tapi ia tidak bisa berakhir bila tidak disadari/dikenali. Kalau Anda
mencari ketenangan, maka si aku ini tertutup oleh ketenangan itu.

Jadi, apa bedanya 'konsentrasi untuk mencapai ketenangan' dengan vipassana/MMD?
... Kalau Anda--alih-alih berkonsentrasi sebagai metode untuk mencapai tujuan
ketenangan--bisa mengamati semua itu secara pasif ketika terjadinya--yakni:
cita-cita, tujuan, upaya, metode--dengan kata lain, kalau Anda bisa mengamati
gerak-gerik si aku ini secara pasif, tanpa menolak, tanpa menghindar, tanpa
memilih, tanpa menghakimi--tanpa mencari ketenangan sekalipun batin Anda pada
saat ini kacau, dan kalau Anda bisa berada dalam keadaan pasif menerima itu
terus-menerus, maka akan bekembanglah suatu ketenangan/keheningan yang sama
sekali lain, karena keheningan ini bukan dibuat/disengaja melalui konsentrasi.
Keheningan ini berbeda kualitasnya, karena ia alamiah, bukan buatan atau hasil
upaya manusia. Di situ, konsentrasi pun berkembang secara alamiah; konsentrasi
berkembang KARENA pikiran berhenti, bukan sebaliknya: bukan orang berkonsentrasi
UNTUK menghentikan pikiran. Karena keheningan yang muncul bukan hasil dari
konsentrasi, maka di situ ada KEBEBASAN. Dan dalam keheningan & kebebasan itu
ada GERAK yang sama sekali lain daripada gerak yang berasal dari si aku.
Kebebasan & gerak ini tidak muncul dalam keheningan yang dihasilkan oleh
konsentrasi. Konsentrasi, yang adalah memfokuskan perhatian, justru menyempitkan
kesadaran, dengan tujuan tertentu, yaitu ketenangan. Sedangkan vipassana/MMD,
dengan mengamati gerak-gerik si aku ke mana pun ia pergi, justru meluaskan
kesadaran, sampai si aku itu berhenti.

Nah, bagaimana aktualisasinya? Silakan coba: nanti kalau Anda bermeditasi lagi,
setiap kali muncul dalam batin Anda hasrat untuk berkonsentrasi dengan tujuan
mencapai ketenangan, sadari saja itu sebagai gerak si aku yang halus. Itu cukup.
Beradalah pada saat kini. Yang lain akan muncul sendiri. Jangan diharap-harap;
kalau diharap, malah tidak muncul.

Salam,
Hudoyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar