Kamis, 30 Desember 2010

Tingkat Kepribadian Manusia

Kategori: Lainnya

Sebagai manusia sekaligus hamba Allah hendaknya kita selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Yaitu dengan meningkatkan kepribadian diri disamping juga tetap harus terus menimba ilmu. Adapun kepribadian sesorang terbagi menjadi beberapa kepribadian. Yang harus kita renugkan dan pikirkan adalah pada tingkat kepribadian manakah kita..?? ini adalah sebuah pertanyaan besar dan PR buat kita masing-masing untuk tampil lebih baik dari hari ke hari.

Tingkat kepribadian manusia terdiri dari

1. An-Nafs al-Ammarah

Pada tingkat ini manusia cenderung condong pada hasrat dan kenikmatan dunia, minatnya tertuju pada pemeliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego. Ditingkat ini iri, serakah, sombong, nafsu seksual, fitnah, dusta, marah dan sejenisnya menjadi yang paling dominan.

1. An-Nafs al-Lawwamah

Pada tingkat ini manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meski ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subyek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.

1. An-Nafs al-Mulhima

Pada tingkat ini manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat taqwa dan mencari ridho Allah adalah semboyannya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu instropeksi untuk menjadi hamba Allah yan lurus ia selalu zikir dan mengikuti sunah nabi Muhammad saw.

1. An-Nafs al-Qana’ah

Pada tingkat ini hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak tertarik dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Ia sudah tidak ingin berlomba untuk menyamai orang lain. Ketingalan ‘status’ baginya bukan berarti keterbelakangan dan kebodohan. Ia menyadari bahwa ketidak puasan atas segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah menunjukkan keserakahan dan ketidak matangan pribadi. Pada tingkat ini, manusia mengetahui bahwa seseorang tidak dapat memperoleh kebaikan apapun kecuali dengan kehendak Allah. Hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik dalam situasi apapun.

1. An-Nafs al-Mut’mainnah

Pada tingakt ini manusia menemukan kabahagiaan dalam mencintai Allah swt. ia tidak ingin memperolah ‘pengakuan’ dari masyarakat ataupun tentang tujuannya. Jiwanya telah tenang terbebas dari ketegangan, karena pengetahuannya telah mantap bahwa segala sesuatu akan kembali pada Allah. Ia benar-benar telah memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan keheningan.

1. An-Nafs ar-Radiya

Ini adalah ciri tambahan bagi jiwa yang tenang dan puas. Ia merasa bahagia karena Allah ridho padanya. Ia selalu waspada akan tumbuhnya keengganan yang paling sepele terhadap kodratnya sebagai abdi Tuhan. Ia menyadari bahwa Islam adalah fitrah insan dan ia pun haqqul yaqin pada firman Allah, “….Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu ……”

Ia patuh pada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terima kasihnya.

1. An-Nafs al-Kalimah

Ini adalah tingkat manusia yang tleah sempurna (al insan al Kamil). Kesempurnaannya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah. “selubung diri” nya telah terbuka hanya mengikuti kesadaran Ilahi. Nabi Muhammad adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yang mulia adalah kodrat manusia.
Sebelumnya: Sejarah Muncul nya Kata Pesantren
Selanjutnya : Wahabi bertanya NU menjawab
Balasbagi

Tautan Bersponsor

Album Foto 2010-12-29 #2
anda boleh pilh


Hi-Def Video - Upgrade to Multiply Premium
* Your photos & videos as large as possible for all your friends and family * Your video in HD (up to 1080p) * Automated backup and permanent storage * Ad-free browsing..
KomentarKronologis Kebalikan Berdasar topik

Balas
nakoura menulis on May 16, '08
ada tujuh tingkatan ya??tapi semuanya no nya 1...its no problemo..makasih yaaah

Balas
burdah25 menulis on May 16, '08
sama2...

Balas
saverin menulis on Oct 18, '09
iya.. kok no 1 smua ya?? hwahahahaaa... tu kan tugasku dlu...

Keheningan

Dua orang artis tengah berusaha membuat lukisan yang akan mengekspresikan keheningan.

Artis pertama menggambarkan sebuah danau. Permukaan air danau tenang dan serata cermin. Di latar belakang ada pegunungan tinggi, dan di barisan depannya digambarkan bunga-bunga indah yang tumbuh di sekitar danau. Pemandangan ini tercermin pada air danau yang hening sempurna.

Artis yang lain menggambarkan sebuah air terjun. Air yang bergejolak, mengalir deras dan jatuh melalui tebing tinggi yang sempit ke dalam jurang. Sebatang pohon kecil tegak di dekatnya, di puncak pohon ada sebuah sarang burung yang di dalamnya seekor anak burung berbaring tidur.

Siapakah dari kedua artis ini yang telah mengekspresikan makna dari keheningan dengan lebih meyakinkan?

Artis pertama mengilustrasikan keheningan dengan melukiskan suatu lingkungan yang tenang. Ini adalah bentuk keheningan yang pasif, yang tidak hidup. Sedangkan artis kedua mengekspresikan keheningan internal, ketenangan yang sebenarnya yang merefleksikan kekuatan aktif dari dalam jiwa.

Pada umumnya orang menganggap ketentraman dalam hidupnya adalah tergantung kepada lingkungan. Kita berpikir bahwa ketenangan akan diperoleh bila berhasil menempatkan diri pada situasi yang tenang. Namun ternyata yang sebaliknya yang benar. Adalah suasana hati dan jiwa kitalah yang menentukan sejauh mana ketenangan keadaan di sekitar kita.

Dalam sebuah buku berjudul Kebijaksanaan Akar Tumbuhan tertulis:

Orang yang di dalam hatinya penuh dengan hasrat dan angan-angan dapat saja berdiri disamping kolam yang dalam dan tenang namun tetap merasakan hatinya dipenuhi nafsu keinginan.
Dia bisa saja hidup di dalam hutan yang sepi dan tetap tidak mampu merasakan keheningan.
Sementara mereka yang telah melepaskan semua hasrat keinginan dari hatinya akan tetap merasa segar di bawah sengatan panas matahari.
Mereka dapat hidup di tengah kota yang berisik namun tidak terganggu hiruk-pikuk kesibukannya.

Sehingga dikatakan bahwa:

Hati yang tenang membuat gubuk reot menjadi stabil,
Hati yang terpusat membuat akar tanaman pun terasa lezat.

Sebagai jiwa yang tidak mampu terlepas dari penderitaan dalam berbagai reinkarnasi, telah membentuk dan terkumpul banyak benih karma yang mengacaukan inti kebenaran di dalam diri kita. Apabila situasi tertentu muncul di dalam hidup kita, benih karma akan terbangkit dan mulai berkecambah. Mereka akan tumbuh, misalnya dalam bentuk kemarahan, rasa iri atau keserakahan. Kekuatan emosi ini menjauhkan jiwa kita dari sifat aslinya dan keadaannya yang tenang, dan kita mulai bertindak mengikuti emosi dan nafsu keinginan. Hati kita melekat pada kondisi-kondisi yang tidak abadi dan malah mempercayainya sebagai yang benar. Konsekuensinya, yang tersisa adalah jiwa yang menderita, diliputi kegelisahan dan terperdaya, yang jarang dapat menjadi tenang.

Sering terjadi dalam keadaan yang tenang dimana tidak banyak hal yang terjadi, kita justru mudah menjadi gelisah dan terhanyut mengikuti hasrat keinginan yang muncul dari dalam diri kita. Sebaliknya, apabila mempunyai jadwal yang padat di tangan dan terfokus untuk menyelesaikan suatu program aktivitas, maka hanya ada sedikit kesempatan untuk berangan-angan dan timbulnya hasrat. Jadi, ketenangan lingkungan kita tidak langsung berarti menghasilkan ketenangan di dalam diri kita. Kenyataan menunjukkan banyak tindakan kriminal justru direncanakan dalam keadaan yang tenang dan hening saat kekuatan emosi negatif terkumpul hingga mencapai tingkat yang tidak dapat dikendalikan lagi. Jadi, jika kita tidak mampu meredakan gejolak di dalam diri, hingga kesadaran terlepas kendali dan keadaan lingkungan yang tenang menjadi tempat bertunasnya tindakan yang berbahaya.

Namun, ini bukanlah berarti kita harus mempertahankan gaya hidup yang berantakan dan sembrono. Yang dimaksud adalah lingkungan yang tenang, tidak menjamin kedamaian internal. Ketenangan yang sebenarnya tidaklah berasal dari lingkungan.

Dalam Kebijaksanaan Akar Tumbuhan kita membaca:

Untuk mempertahankan hati yang tenang pada tempat yang sepi bukanlah ketenangan yang sebenarnya.
Tetapi jika mampu mempertahankan hati yang tenang dalam lingkungan yang gaduh berarti telah mencapai kedamaian internal yang sebenarnya.
Untuk berbahagia di dalam situasi yang penuh kegembiraan bukanlah kebahagiaan yang sebenarnya.
Tetapi jika dapat terus berbahagia dan tak terbeban di tengah penderitaan dan masa-masa sulit adalah manifestasi dari kemampuan untuk melindungi hati sendiri.

Ada pepatah mengatakan:

Berkontemplasi dalam ketenangan internal
akan menghasilkan kesadaran.

Bagaimana caranya untuk berkontemplasi dalam ketenangan?
Guru agung Huo Fo Se Cun mengatakan:

Ketidak-melekatan adalah ketenangan.
Tidak marah dan bebas dari kekhawatiran adalah ketenangan.
Mengesampingkan benar dan salah, ketenaran dan perbuatan yang tidak terpuji adalah ketenangan.
Tidak ada keserakahan dan pikiran bodoh adalah ketenangan.

Apabila dapat mencapai semua ini, maka akan dapat berkontemplasi dengan jernih. Akan mengalami kemajuan dalam pembinaan dirinya. Ketenangan tidak datang dari lingkungan. Ia harus muncul dari dalam hati kita.

Sayangnya, jiwa yang menderita dan berada di dalam pengaruh dari benih karma, tidak mampu mempertahankan hati yang tenang. Pikiran yang muncul pun sering berbeda dari jalan yang seharusnya. Hatipun tidak cukup tenang untuk melakukan renungan. Ketenangan internal tidak datang dengan mudah. Adalah tidak cukup dengan sekedar menginginkan dan mengharapkannya. Kita tidak dapat melihat menembusi semua angan-angan walaupun menginginkannya. Kita membutuhkan bantuan khusus untuk mencapai tingkatan tanpa mementingkan ego diri dan persepsi yang jelas tentang kebenaran.

Melalui karunia Yang Maha Kuasa, jalan Ketuhanan disebarkan di dunia. Se Cun dan Se Mu telah menetapkan suatu cara pembinaan diri yang dikenal sebagai San Se Wu Fa (Tiga Dana dan Lima Cara).

Ketiga dana adalah:

Kontribusi dengan memberi (memberi uang ataupun pemilikan materi kepada orang lain untuk membantu mereka di dalam pembinaan diri.)
Kontribusi dengan mengajar (secara formil maupun tidak formil menyampaikan kepada orang lain tentang Jalan Ketuhanan demi untuk membantu mereka mendapatkan kesadarannya.)
Kontribusi dengan semangat keberanian (kontribusi tanpa pamrih, berkorban untuk membantu karya Ketuhanan.)
Kelima cara untuk pembinaan diri adalah:

Saling berbagi dan saling menyampaikan Jalan Ketuhanan dengan orang lain.
Membantu menyiapkan seseorang untuk menjadi pewarta Ketuhanan.
Mendirikan wadah (pusat) Ketuhanan.
Memulai karya Ketuhanan di tempat yang baru.
Mencurahkan hidup untuk pelaksanaan karya Ketuhanan.
Tiga Dana dan Lima Cara adalah kondisi positif yang membantu pertumbuhan sifat alami kita menuju penerangan. Sambil tiada henti membuat kontribusi, esensi dari sifat Budha, berupa pengorbanan, pemaaf dan ketenangan akan mulai muncul. Dengan mempraktekkan semangat ini dalam kehidupan sehari-hari maupun saat menjalankan Ketuhanan, kita akan semakin memahami maksud Yang Maha Kuasa dan bertindak sesuai dengan kehendaknya. Dengan cara ini kita mengikuti derap langkah para pendahulu dan dengan tetap bertahan pada jalan ini barulah dapat melaksanakan jalan ketuhanan tanpa bias. Secara bertahap seluruh hasrat keinginan dan angan-angan yang tidak benar akan sirna dengan sendirinya, sehingga akhirnya kita telah benar-benar terbebas dari mereka.

Mempraktekkan Tiga Dana dan Lima Cara dengan penuh dedikasi sebagai sikap hidup sehari-hari merupakan cara yang terbaik untuk membersihkan diri dari hasrat keinginan dan angan-angan, untuk mencapai kedamaian internal walau tetap dikelilingi berbagai kegiatan. Ini juga merupakan cara yang terbaik untuk mendirikan kebajikan, mengumpulkan jasa pahala.












Category: 100 Anekdot dan Perumpamaan
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply
Name (required)

E-Mail (will not be published , required)

Tentang Meditasi Vipasana: Bagaimana Mengatasi Pikiran Yang Kacau

tentang Meditasi Vipasana: bagaimana mengatasi pikiran yang kacau? Topic List < Prev Topic | Next Topic >
Reply < Prev Message | Next Message >
Re: tentang Meditasi Vipasana: bagaimana mengatasi pikiran yang kacau?

Dari: "Suhud Usep"

>Tentang hubungan antara konsentrasi dan kesadaran, saya tidak pernah
mengajarkan konsentrasi. Malah dalam brosur MMD yang terbaru, saya tekankan "MMD
bukan konsentrasi". Ini bukan berarti konsentrasi tidak berperan dalam MMD;
tetapi konsentrasi jangan dijadikan 'tujuan' dalam meditasi. Dalam MMD dipahami
bahwa konsentrasi akan berkembang DENGAN SENDIRINYA, seiring dengan meredanya
pikiran, seiring dengan berkembangnya kesadaran, sehingga konsentrasi tidak
perlu diupayakan atau dikejar dalam dirinya sendiri, yang lagi-lagi adalah
cita-cita yang dipegang oleh si 'aku'. Jadi kata kunci dalam MMD adalah 'sadar',
bukan 'berkonsentrasi'. 'Sadar' ini pun tidak bisa diupayakan atau dikejar;
'sadar' & 'konsentrasi' yang berlangsung secara alamiah akan berkembang dengan
sendirinya bersama dengan redanya pikiran yang terlihat pada saat kini.


Pak Hudoyo,
Saya jadi bingung dengan sebagian penjelasan Bapak.
Selama ini saya menggunakan istilah 'konsentrasi' untuk bisa menuju 'ketenangan'
dalan bermeditasi.
Bisa dijelaskan bedanya atau apanya, deh. :)

Terima kasih.
Usep Suhud
=============================
HUDOYO:

Kang Usep yg baik,

Coba simak kembali kalimat Anda, terutama yang saya ketik kembali dalam huruf
besar: "...Saya MENGGUNAKAN 'konsentrasi' UNTUK bisa MENUJU 'ketenangan' dalam
bermeditasi." .....

Jadi, dalam bermeditasi Anda punya 'tujuan', 'cita-cita', 'harapan' bahwa nanti
[di masa depan yang dekat] Anda akan 'mencapai sesuatu' ["ketenangan"]; dan
bahwa untuk 'mencapai tujuan' itu Anda 'berupaya', 'melakukan sesuatu',
'menggunakan suatu cara/metode' [berkonsentrasi].-- bukan?

Nah, SIAPAKAH yang punya tujuan, lalu berupaya menggunakan metode tertentu untuk
mencapai tujuan itu? ... Tidak lain adalah si 'aku', bukan?

Kalau Anda lakukan itu, memang Anda akan mencapai tujuan Anda, yaitu ketenangan
itu. Tapi itu bukan vipassana/MMD yang saya ajarkan. Dengan cara itu, Anda tidak
akan mengenal diri Anda, tidak akan mengenal 'aku', yang berada di balik semua
itu: masa depan, cita-cita, tujuan, upaya, metode. Si aku ini makin lama makin
halus, tapi ia tidak bisa berakhir bila tidak disadari/dikenali. Kalau Anda
mencari ketenangan, maka si aku ini tertutup oleh ketenangan itu.

Jadi, apa bedanya 'konsentrasi untuk mencapai ketenangan' dengan vipassana/MMD?
... Kalau Anda--alih-alih berkonsentrasi sebagai metode untuk mencapai tujuan
ketenangan--bisa mengamati semua itu secara pasif ketika terjadinya--yakni:
cita-cita, tujuan, upaya, metode--dengan kata lain, kalau Anda bisa mengamati
gerak-gerik si aku ini secara pasif, tanpa menolak, tanpa menghindar, tanpa
memilih, tanpa menghakimi--tanpa mencari ketenangan sekalipun batin Anda pada
saat ini kacau, dan kalau Anda bisa berada dalam keadaan pasif menerima itu
terus-menerus, maka akan bekembanglah suatu ketenangan/keheningan yang sama
sekali lain, karena keheningan ini bukan dibuat/disengaja melalui konsentrasi.
Keheningan ini berbeda kualitasnya, karena ia alamiah, bukan buatan atau hasil
upaya manusia. Di situ, konsentrasi pun berkembang secara alamiah; konsentrasi
berkembang KARENA pikiran berhenti, bukan sebaliknya: bukan orang berkonsentrasi
UNTUK menghentikan pikiran. Karena keheningan yang muncul bukan hasil dari
konsentrasi, maka di situ ada KEBEBASAN. Dan dalam keheningan & kebebasan itu
ada GERAK yang sama sekali lain daripada gerak yang berasal dari si aku.
Kebebasan & gerak ini tidak muncul dalam keheningan yang dihasilkan oleh
konsentrasi. Konsentrasi, yang adalah memfokuskan perhatian, justru menyempitkan
kesadaran, dengan tujuan tertentu, yaitu ketenangan. Sedangkan vipassana/MMD,
dengan mengamati gerak-gerik si aku ke mana pun ia pergi, justru meluaskan
kesadaran, sampai si aku itu berhenti.

Nah, bagaimana aktualisasinya? Silakan coba: nanti kalau Anda bermeditasi lagi,
setiap kali muncul dalam batin Anda hasrat untuk berkonsentrasi dengan tujuan
mencapai ketenangan, sadari saja itu sebagai gerak si aku yang halus. Itu cukup.
Beradalah pada saat kini. Yang lain akan muncul sendiri. Jangan diharap-harap;
kalau diharap, malah tidak muncul.

Salam,
Hudoyo

Selasa, 28 Desember 2010

Ketenangan Jiwa Dan Penyerahan Diri

[kab] [rohani] Ketenangan Jiwa dan Penyerahan diri
Suki-KTM
Fri, 18 Aug 2006 21:42:26 -0700

Ketenangan Jiwa dan Penyerahan diri

Kisah seorang ibu tua renta yang tabah.

Suatu ketika si ibu melakukan perjalanan dengan menumpang perahu layar dari
daratan tempat kediamannya menyeberangi lautan menuju suatu daerah dimana
anaknya sedang menuntut ilmu. Ditengah perjalanan, perahu tiba-tiba datang
badai dan ombak yang sangat ganas menghempaskan perahu, sehingga perahu
layar tersebut berjalan tak tentu arah terbawa ombak. Melihat kejadian
tersebut, semua penumpang kecuali ibu ini, berteriak-teriak histeris karena
ketakutan, ada yang mencari pelampung, ada yang saling berpelukan dengan
anggota keluarga dan teman seperjalanan dan ada juga yang sudah meloncat ke
air untuk berusaha berenang mencari pantai dilautan yang tidak kelihatan
tepiannya. Sang nakhoda tetap berusaha mengendalikan perahu layar tersebut
semampunya dengan harapan jangan sampai perahu itu terbalik dan tenggelam.

Dalam keadaan yang sudah kacau balau tersebut, si ibu tetap duduk dengan
tenang sambil sesekali menengadahkan wajah dan tangannya ke atas dengan
bibir komat-kamit. Seorang awak kapal ternyata memperhatikan si ibu tua itu
dan kemudian ia mendekati seraya berkata :" Ibu... apa yang sedang engkau
lakukan, mengapa ibu diam saja dan tidak berusaha untuk menyelamatkan diri
.."? Lalu sang ibu memndang awak kapal itu dengan senyum yang sangat ikhlas
dan tenang, lalu dia berkata :" apakah yang dapat aku lakukan disaat
seperti ini.."? Awak kapal menjawab :" pergilah cari pelampung atau
masuklah ke sekoci bersama dengan penumpang yang lain" Si ibu kembali
bertanya.." apakah dengan kondisiku yang sedemikian ini akan mampu berebut
pelampung atau mampu bertahan untuk saling mendorong di dalam sekoci yang
sekecil itu..? apakah kapal ini tidak lebih besar dari sekoci itu untuk
tempat berteduk dan berlindung.."? lalu sang awak kapal menjawab :" ibu,
kapal ini akan tenggelam karena sudah terlalu banyak air laut yang masuk"
Kemudian si ibu menjawab :" aku sangat berbahagia untuk tetap tinggal di
kapal ini, karena sekoci dan pelampung itu tidak akan pernah sampai ke
daratan yang akan kita tuju, karena mereka tidak akan kuasa menentukan
arahnya, sementara Jikalau Tuhan mengijinkan kapal ini bertahan, maka akan
sampailah kita ke daratan tujuan kita dan aku akan bertemu dengan anakku
yang kucintai yang sedang menungguku disana". Si awak kapal bingung dan
kembali bertanya :" bagaimana sekiranya kita tidak mampu untuk meneruskan
perjalanan dan kita putar haluan untuk kembali..?" si ibu menjawab :" aku
juga akan berbahagia, karena aku akan kembali berkumpul dengan suami ku
yang sedang menunggu ku di rumah.." Lalu si awak kapal kembali bertanya:"
Bagaimana kalau kapal ini tenggelam dan kita akan mati ditelan ombak
badai..?" si ibu kembali menjawab dengan tenang dan senyum :" aku juga
akan tetap berbahagia, karena aku akan bertemu dengan anakku yang telah
lama pergi menghadap Sang Penciptanya". Seketika itu sang awak kapal baru
tersadar.., ternyata ketabahan ibu ini sungguh luar biasa, lalu dengan
tangan yang lembut ia menuntun ibu tua itu untuk masuk menuju ruang awak
kapal serta berkata " Terimakasih Ibu, engkau telah memberiku pelajaran
yang sangat berharga, bahwa hidup harus dihadapi dengan ketenangan jiwa dan
terutama penyerahan diri kepada Tuhan Sang Pencipta"

(anonym)


---
[EMAIL PROTECTED]
Koleksi-Berita-Artikel @ yahoogroups.com
Koleksi berita dan artikel berbagai hal seperti: karir, komputer dan internet,
humor, pemasaran, film/ bioskop, hubungan antar manusia, agama Kristen /
Katolik, perkembangan kepribadian dan motivasi, virus dan antivirus, webmaster
(web design, web hosting web development, search engine).
---
Web: Koleksi berbagai Artikel Karir, Komputer, Pengembangan Pribadi & Renungan
Rohani
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
---

Selasa, 21 Desember 2010

Kesabaran, Kesadaran Dan Dharma

Selasa, 17 Agustus 2010
Kesabaran, Kesadaran dan Dharma
Mengapa sangat sulit untuk mempraktekkan ajaran dharma ?

Benar sekali. Mengetahui tidak berarti otomatis bisa melaksanakan. Ini terjadi dimana-mana. Apa sebabnya ? Pertama karena kita sudah mengotori bathin kita dalam banyak sekali kelahiran sebelumnya. Kedua karena antara jnana [pengetahuan tentang dharma] dan realisasi cara kita bertindak, itu bagaikan dua gunung yang dipisahkan oleh jurang yang sangat dalam. Tidak nyambung. Jembatan yang bisa menghubungkan kedua gunung ini adalah jembatan yang bernama praktek.

Baca buku suci itu gampang. Menghafal juga gampang. Membadankan apa yang kita tahu dalam keseharian, itu yang berat. Akan tetapi bukan tidak ada caranya. Kalau kita serius di jalan dharma, kita bisa membadankan jnana [pengetahuan] dalam keseharian kita, melalui sebuah kekuatan yang bernama damyata [kesadaran].

BANGUN TIDUR

1. Setiap kita bangun tidur di pagi hari, yang pertama kita ingat adalah berterimakasih kepada Hyang Widhi atas segala hal, yang baik maupun yang buruk dalam hidup kita. Om Deva Suksma Paramaacintya Ya Namah Svaha.

2. Lalu ingatlah bahwa bagaimana hidup kita ini juga ditentukan oleh pihak lain [kebahagiaan-kesedihan]. Dan dalam hidup ini ada dua pilihan : kalau saya penuh welas asih dan kebaikan kepada orang lain, yang akan datang adalah kebahagiaan. Kalau saya menyakiti orang lain, yang akan datang adalah kesedihan.

3. Ketika turun dari tempat tidur dan akan melangkah, katakan ke diri sendiri : langkah saya hari ini adalah, kaki kanan saya damyata [kesadaran] dan kaki kiri saya keseimbangan bathin [kesabaran]. Untuk terus mengingatkan diri kita setiap melangkah akan pentingnya kesadaran dan kesabaran. Karena menghidupkan cahaya kesadaran itu sangat susah, kita harus terus sadar dan sabar sepanjang waktu.

4. Ketika kita selesai sembahyang pagi, renungkan. Pikiran manusia dijejali terlalu banyak guru [guru sekolah, guru buku bacaan dan buku suci, guru pengalaman hidup, guru spiritual, dll], yang "berperang" setiap hari di dalam bathin. Tuhan dilawankan dengan setan, baik dilawankan dengan buruk, benar dilawankan dengan salah, tinggi dilawankan dengan rendah. Pikiran ini ribut seperti burung-burung yang bernyanyi di pagi hari. Ketika pintu bhakti yoga terbuka, biarkan seluruh burung-burung itu terbang ke udara, menyisakan sebuah bathin : rasa bhakti [welas asih] yang mendalam, yang menerangi apa saja dan siapa saja.

5. Ketika makan renungkan, kita hidup diatas kemiskinan orang lain dan penderitaan mahluk lain. Nasi sayur daging, semuanya hasil pengorbanan orang lain dan mahluk lain. Petani padi miskin. Petani sayur miskin. Renungkan, agar saya bisa makan daging, hari itu ada satu binatang yang terbunuh. Kebaikan petani, mereka rela miskin hanya agar saya bisa makan nasi dan sayur. Kebaikan binatang mereka rela mati hanya agar saya bisa makan daging. Sehingga jangan lupa untuk mengisi hari itu dengan penuh kebaikan.

Isi pagi hari kita dengan renungan pesan-pesan kesadaran.

AKTIFITAS SEHARI-HARI

Kesadaran akan bangkit melalui latihan / praktek. Dan praktek ini dilatih dalam keseharian kita. Dimarahin istri, dibentak sama atasan di kantor, anak yang sangat bandel, dihina tetangga, dll, semuanya merupakan sarana kesadaran, kalau kita bisa eling lan waspodo. Mempraktekkan ini agar bisa membadan memakan waktu lama, tapi sangat membantu.

Sebelumnya disini ada beberapa contoh orang yang kesadarannya belum dibangunkan : Ketika makan enak, kita cenderung makannya bersemangat. Kenapa ? Karena ketika makan enak, kesadaran kita diambil alih oleh hawa nafsu makan. Dalam keadaan biasa, ketika tidak ada wanita sikap kita biasa-biasa saja. Tapi coba kita berduaan dengan wanita cantik tanpa busana, mulai jantung berdebar-debar dag-dig-dug, muncul pikiran yang tidak-tidak. Kenapa ? Karena kesadaran diambil alih oleh nafsu seks. Ketika kita lagi mesra dengan istri, sangat mudah bicara sabar. Tapi coba ketika istri sedang sangat cerewet dan ngomel-ngomel, apalagi pakai menghina kita : laki-laki goblok. Perasaan kita mulai terasa panas. Kenapa ? Karena kesadaran kita diambil alih oleh kemarahan. Itu beberapa contoh orang yang kesadarannya lemah.

Kalau kita serius di jalan dharma, kesadaran jangan sampai melemah. Seenak apapun makanan kita, biarkan kesadaran yang memimpin, sadari kita sedang makan enak dan sadari kalau nafsu makan enak itu hanyalah aktifitas indriya yang tidak akan mengambil alih kesadaran. Secantik dan seterbuka apapun wanita di depan kita, biarkan kesadaran yang memimpin, sadari bahwa dalam pikiran kita muncul nafsu seks dan sadari kalau nafsu seks itu hanyalah aktifitas pikiran yang tidak akan mengambil alih kesadaran. Secerewet dan semenghina apapun istri kita, biarkan kesadaran yang memimpin, sadari bahwa dalam pikiran kita muncul kemarahan dan sadari kalau kemarahan itu hanyalah aktifitas pikiran yang tidak akan mengambil alih kesadaran.

Apapun yang terjadi dalam hidup, bathin kita tetap sadar, tenang seimbang. Simboliknya dalam ajaran Hindu adalah Bunga Padma [teratai]. Tidak basah oleh air, tidak ada godaan yang bisa menyentuh bathin.

Ketika kita bisa membangkitkan cahaya kesadaran dalam diri [damyata], saat makan enak kita tidak jadi mulut yang sedang makan enak, tapi menjadi cahaya kesadaran. Ketika dimarahi istri, kita jadi cahaya kesadaran. Ketika kerja di kantor, kita jadi cahaya kesadaran. Ketika kita berhasil menghidupkan cahaya kesadaran sempurna di dalam bathin kita, kesadaran akan mengundang datangnya kesadaran semesta.

Rumah yang kotor akan mengundang tikus dan kecoa. Rumah yang bersih dengan taman yang indah, akan mengundang kupu-kupu. Ketika kita sabar, kita akan mengundang kesejukan dan kedamaian. Ketika kita marah, kita akan mengundang kemarahan dan kesedihan. Ketika kita penuh kesadaran, kita akan mengundang datangnya kesadaran yang sempurna. Karena barangsiapa yang kesadarannya sudah bangun, dialah yang di dalam bathinnya sendiri akan bertemu dengan kesadaran semesta.

Jalan kesadaran ini memang sulit, serta perlu waktu panjang dan lama. Sehingga tidak penting menjadi sempurna. Yang terpenting adalah grafiknya dapat terus meningkat dari hari ke-hari, seiring berjalannya waktu.

Minggu, 19 Desember 2010

Gede Prama " Nur Dari Timur "


Ia yang pernah  hidup di Barat tahu kalau berbicara itu amat penting. Dibandingkan kehidupan di Timur, lebih banyak hal di Barat yang  diekspresikan dengan kata-kata. Fight, argue, complain, itulah ciri-ciri manusia yang disebut ‘hidup’ di Barat. Tanpa perlawanan, tanpa adu argumentasi, orang dianggap ‘tidak hidup’ di Barat. Intinya, melawan itu kuat, diam itu lemah, melawan itu cerdas, pasrah itu tolol.
Dengan latar belakang berbeda, pola hidup ala Barat ini kemudian menyebar cepat melalui televisi, internet, radio, media cetak dll. Dengan bungkus seksi demokrasi, hak-hak azasi manusia, semua ini dibawa ke Timur. Sehingga dalam banyak keadaan (Jepang angka bunuh dirinya terus naik, Thailand mengalami guncangan-guncangan politik, Pakistan ditandai oleh sejumlah pembunuhan politik), banyak manusia di Timur mengalami kebingungan roh Timur dengan baju Barat.
Perhatikan kehidupan  desa sebagai barometer, setiap pagi burung-burung bernyanyi. Tanpa banyak berdebat siapa yang akan menjadi presiden, ke mana arah masa depan,  partai apa yang akan menang, dengan seluruh kesederhanaannya burung-burung bernyanyi. Sekarang bandingkan dengan kehidupan manusia yang dikatakan memiliki kelebihan (akal, budi, rasa). Dulu, banyak manusia yang bernyanyi di kamar mandi. Sekarang, disamping semakin sedikit yang bernyanyi, waktu yang dulu diisi dengan nyanyian diganti dengan keluhan. Di desa yang banyak burungnya, namun manusianya banyak menonton televisi (sebagai catatan, realita di desa amat sederhana,  tontonan di televisi amat menggoda), tema hidup setiap pagi adalah “burung menyanyi, manusia mencaci”.
Berhenti melawan kemudian mengapung
Bayangkan seseorang yang tidak bisa berenang kemudian tercemplung ke sungai yang dalam. Pertama-tama ia melawan. Setelah itu tubuhnya tenggelam. Karena tidak bisa bernafas, meninggallah ia kemudian. Anehnya, setelah meninggal tubuhnya mengapung di permukaan air. Dan alasan utama kenapa tubuh manusia meninggal kemudian mengapung karena ia berhenti melawan.
Ini memberi inspirasi, sebab utama kenapa kehidupan banyak manusia tenggelam (baca: stres, depresi, banyak penyakit, konflik, perang) karena terus menerus melawan. Yang jadi guru mau jadi kepala sekolah. 0rang biasa mau jadi presiden. Pegawai buru-buru mau kaya seperti pengusaha. Intinya satu, menolak kehidupan hari ini agar diganti dengan kehidupan yang lebih ideal kemudian.
Tidak ada yang melarang seseorang jadi presiden maupun pengusaha kaya, cuman sebagaimana diajarkan alam, semua ada sifat-sifat alaminya. Seperti burung sifat alaminya terbang, serigala berlari, ikan berenang.
Suatu hari konon binatang iri sama manusia karena memiliki sekolah. Tidak mau kalah, kemudian didirikan sekolah berenang dengan gurunya ikan, sekolah terbang gurunya burung, sekolah berlari gurunya serigala. Dan setelah mencoba bertahun-tahun semua binatang kelelahan. Di puncak kelelahannya, baru sadar kalau semuanya memiliki sifat alami masing-masing. Dalam bahasa tetua di Jawa, puncak pencaharian ketemu tatkala seseorang mulai tahu diri.
Meditasi tanpa perlawanan
Nyaris semua manusia, begitu berhadapan dengan permasalahan, penderitaan langsung bereaksi mau menyingkirkannya. Bosan kemudian cari makan. Jenuh kemudian cari hiburan. Sakit kemudian buru-buru mau melenyapkan penyakit dengan obat. Inilah bentuk konkrit dari hidup yang melawan. Sehingga berlaku rumus sejumlah psikolog what you resist persist. Apa saja yang dilawan akan bertahan. Ini yang menerangkan kenapa sejumlah kehidupan tidak pernah keluar dari terowongan kegelapan karena terus melawan.
Berbeda dengan hidup kebanyakan orang yang penuh perlawanan, di jalan-jalan meditasi manusia diajari untuk tidak melawan.  Mengenali tanpa mengadili. Melihat tanpa mengkotak-kotakkan. Mendengar tanpa melakukan penghakiman. Bosan, sakit, sehat, senang, sedih semuanya dicoba dikenali tanpa diadili. Ia yang rajin berlatih mengenali tanpa mengadili, suatu hari akan mengerti.
Dalam bahasa Inggris, mengerti berarti understanding, bila dibalik menjadi standing under. Seperti kaki meja, kendati berat menahan, ia akan berdiri tegak menahan meja. Demikian juga dengan meditator. Permasalahan tidak buru-buru dienyahkan, penderitaan tidak terlalu cepat disebut sebagai hukuman, tetapi dengan tekun  ditahan, dikenali, dipelajari. Setelah itu terbuka rahasianya, ternyata keakuan adalah akar semua penderitaan. Semakin besar keakuan semakin besar penderitaan, semakin kecil keakuan semakin kecil persoalan. Keakuan inilah yang suka melawan.
Indahnya, sebagaimana dialami banyak meditation master, ketika permasalahan, penderitaan sering dimengerti dalam-dalam sampai ke akar-akarnya, diterangi dengan cahaya kesadaran melalui praktek meditasi, ia kemudian lenyap. Ini mungkin sebabnya kenapa Charlotte Joko Beck dalam Nothing Special menulis: “Sitting is not about being blissful or happy. It’s about finally seeing that there is no real difference between listening to a dove and listening to sombody criticizing us“.  Inilah berkah spiritual meditasi. Tidak ada beda antara mendengar merpati bernyanyi dengan mendengar orang mencaci. Keduanya hanya didengar. Yang bagus tidak menimbulkan kesombongan. Yang jelek tidak menjadi bahan kemarahan. Pujian berhenti menjadi hulunya kecongkakan. Makian berhenti menjadi ibunya permusuhan.
Tatkala melihat  hanya melihat. Ketika mendengar  hanya mendengar. Perasaan suka-tidak suka berhenti mensabotase kejernihan dan kedamaian. Meminjam lirik lagu Bob Marley dalam Three little birds: don’t worry about the things, every single thing would be alright. Tidak usah khawatir, semuanya sudah, sedang, dan akan berjalan baik-baik saja. Burung tidak sekolah, tidak mengenal istilah kecerdasan namun terhidupi rapi oleh alam, apa lagi manusia. Inilah meditasi tanpa perlawanan. Paham melalui praktek (bukan dengan intelek) kalau keakuan akar kesengsaraan. Begitu kegelapan keakuan diterangi kesadaran, ia lenyap. Tidak ada yang perlu dilawan.
Seorang guru yang telah sampai di sini berbisik: the opposite of injustice is not justice, but compassion.  Selama ketidakadilan bertempur dengan keadilan, selama itu juga kehidupan mengalami keruntuhan. Hanya saling mengasihi yang bisa mengakhiri keruntuhan. Sejumlah sahabat di Barat yang sudah membadankan kesempurnaan meditasi seperti ini, kerap menyebut ini dengan Nur dari Timur. Cahaya penerang dari Timur di tengah pekatnya kegelapan kemarahan, kebencian, ketidakpuasan, kebodohan. Seperti listrik  bercahaya karena memadukan positif-negatif, meditasi hanyalah perpaduan kesadaran-kelembutan yang membuat batin bisa menerangi dirinya sendiri.

Hidup Adalah Ilusi

2500 tahun yang lalu Sang Budha mengatakan: segala sesuatu hal yang ada didunia ini bersifat anica dan dukha.
Anica artinya segala sesuatu yang bisa anda raba dengan tangan anda,bisa anda lihat dengan mata anda,bisa anda cium baunya dengan hidung anda ,bisa anda rasakan dengan semua indra anda, semuanya ada sekarang dan suatu hari dia akan hancur dan bahkan diri anda juga anica ,ada namun akan tiada ,dan bumi yang anda injak dia ada dan akan menuju tiada.
Jadi karena semua hal disemesta ini ada namun sesunguhnya tiada ,jadi semesta dan bentuk kehidupan didalamnya hanyalah sebuah bayangan fatamorgana atau ilusi yang seakan nyata namun ia hanyalah sebuah bayangan dan ilusi panjang belaka.
Kaisar Tiongkok dulu chin se wang yang meyatukan seluruh daratan Tionkok dulu menjadi suatu kekaisaran agung dan menbangun tembok cina ,merasa kekuasaannya adalah abadi ,mencari dan memerintahkan para tabibnya untuk mencari obat abadi ,tak bisa tua dan tak bisa mati dan akhirnya dia mati karena keracunan obat hidup abadi.
Dan setiap hari ketika para mentri bertemu harus menguncapkan salam “hidup kaisar kita yang abadi dan akan memimpin kami ribuan dan ratusan ribu tahu”
Teryata sang Budha benar kaisar ini hanyalah berilusi dia akan menjadi kaisar abadi.
Dan sekarang dia hanyalah seongok tanah yang tak berati apa apa ,bagai buih di lautan yang ada lalu hilang di telan gelombang.
Lalu buat apa kita hidup kalau hidup hanyalah dukha(derita) dan anica ?
Apakah tujuan kita lahir di dunia fana ini?
Dan apa sebab derita dan ilusi ini?
Hidup sebagai manusia adalah berkah tiada tara kata Sang Budha bagi yang mengerti tujuan hidup dan kehidupanya.
Karena hanya dialam manusialah kita bisa mencapai pencerahan dan penerangan sempurna.
Jangan melekat pada kehidupan ini ,berjuanglah dalam pembinaan diri menuju anata(tanpa keakuan) dan sumber dari segala keakuan anda adalah tanha(nafsu keinginan)
Dan lobha(kebodohan)
Ketika lapisan kebodohan ,keinginan dan keakuan anda mulai menipis maka munculah cahaya prajna(kenijaksanaan) dan terus berjalan dalam terang kebijaksaan maka suatu hari bodhicita(watak dan sifat budhata) akan mencapai kesempurnaan sebagai Budha yang artinya orang yang telah mencapai penerangan sempurna.
Sang Budha tak pernah menyuruh manusia atau siapapun menyembah atau memuja nya ia hanya berpesan : aku sudah menujukan jalan atau dharma atau cara bagimu untuk mencapai kesempurnaan dan tingal kau amalkan atau kau jalankan untuk mencapai penerangan sempurna.
Jadi ketika kita menghormati Sang Budha dalam bakti puja ,itu bertujuan agar kita ingat ajaran dharma kebenaran nya agar kita jangan melekat pada kehidupan yang hanya ilusi belaka tapi manfaatkanlah hidup singkat yang hanya ilusi ini untu berjalan dalam kebenaran apapun namanya dan sebutannya menuju pada pencerahan dan penerangan sempurna.
Dan Sang Budha pun berpesan: jangan kau percaya pada suatu kebenaran yang tertulis disebuah buku ,jangan kau percaya segala sesuatu yang sudah menjadi kebenaran sebuah tradisi dan bahkan kau percaya pada perkataan ku ,sebelum kau jalani kau alami sendiri baru kau bisa buktikan sendiri kebenaran itu.
Jadi Sang Budha hanya ingin kita berjalan dalam kebenaran bukan percaya pada kebenaran itu tanpa melaksanakan sesuatu yang benar.
Hidup hanyalah sebuah minpi dan ilusi panjang jangan melekat pada yang palsu,masuki pintu penerangan sempurna lewat
Sila(aturan dan pedoman perbuatan)
Samadi(ketenangan batin lewat pegendalian pikiran)
Prajna(kebijaksanaan)
Yang akan saya coba bahas lagi kalau para pembaca kompasiana tertarik tentang tiga jalan ini.
Tulisan ini saya tulis atas permintaan seorang kompasianer yang sedang belajar mencari keseimbangan.
Semoga bisa menjadi bahan renungan anda yang sedang mencari bentuk keseimbangan.
Dan jangan percaya sebelum kau renungi dan alami dan jalani walau dengan metode yang berbeda namun menuju arah tujuan yang sama yaitu penerangan sempurna.
Salam damai selalu

Sabtu, 18 Desember 2010

Melepaskan Keakuan Dunia Menjadi Luas

Rabu, 15 Juli 2009 
MELEPASKAN KEAKUAN, DUNIA MENJADI LUAS 


(INTERNET)
(INTERNET)
(Epochtimes.co.id)
Seorang bijak pernah berkata kepada saya: “jika kita bisa melepaskan keakuan dalam segala hal, mempertimbangkan orang lain dengan berdiri pada sudut pandangnya, inilah yang disebut welas asih.”
Namun masyarakat sekarang karena kemerosotan moral, keburukan etika, menjadikan semua orang lebih mementingkan untuk melindungi dirinya sendiri, orang yang benar - benar bisa berdiri di atas sudut pandang orang lain untuk memikirkan orang lain kelihatannya semakin lama semakin sedikit, saya sendiri juga mulai berangsur - angsur melepaskan keakuan saya ini setelah menjadi seorang kultivator (Xiulian).
Ketika seseorang berebut demi keuntungan diri sendiri atau keinginan pribadi, selalu akan menimbulkan pertentangan yang terus berkelanjutan tanpa batas. Sebenarnya, “kedamaian mendatangkan keberuntungan, keramahan mendatangkan harta”, dan lain - lain yang merupakan kebijaksanaan dari para leluhur kita sangatlah masuk akal, bisa melepaskan (merelakan) baru bisa mendapatkan, ada pengorbanan baru ada perolehan.
Ketika seseorang melepaskan keakuannya, dia baru bisa benar - benar merasakan suatu tingkatan kesadaran “sudah sampai di ujung gunung dan sungai sudah tidak ada jalan lagi, setelah melewati bayang - bayang pohon willow akan ada kecerahan bunga dan desa lain”.
Menurut legenda, dahulu kalau ada seseorang yang tersesat di gurun pasir, rasa lapar dan haus yang dialaminya tak tertahankan, sudah mendekati ajalnya.
Dia masih saja teguh menyeret langkah yang sangat berat, berjalan setapak demi setapak ke arah depan, akhrinya di tengah gurun dia mendapatkan sebuah rumah yang telah lama ditinggalkan.
Di depan rumah dia menemukan sebuah alat penyedot air, tetapi setetes air pun tidak ada. Ketika dia merasa tidak mampu berbuat apa - apa lagi, mendadak dia melihat di sampingnya terdapat sebuah ceret, mulut ceret disumbat dengan kayu, di atas ceret terdapat secarik kertas yang bertuliskan: “anda harus menuangkan air di dalam ceret ini ke dalam alat penyedot air, setelah itu baru dapat memompa air.
Akan tetapi di saat kamu akan meninggalkan tempat ini ceret ini harus terlebih dahulu diisi penuh kembali.” Setelah dia membacanya dengan hati - hati dibukanya tutup ceret itu, ternyata ceret itu penuh dengan air.
Pada saat itu orang tersebut mengalami pilihan yang sangat sulit: jika dia menuruti petunjuk dalam kertas itu menuangkan air dalam ceret ke dalam alat penyedot air, lalu alat penyedot air ternyata tidak dapat mengisap air, maka kemungkinan besar dia akan mati kehausan di padang pasir ini; jika air dalam ceret diminumnya segera, nyawanya bisa terselamatkan, tetapi setelah perbuatan ini dilakukan maka orang yang datang di kemudian hari sama sekali tidak ada harapan lagi.
Dia ragu - ragu sejenak, suatu kekuatan seperti inspirasi yang menakjubkan memberinya kekuatan, dia memutuskan untuk melakukan sesuai dengan kata - kata yang tertulis di kertas itu, ternyata pompa air itu benar - benar mengeluarkan air yang jernih. Lalu dia minum sepuas - puasnya!
Setelah beristirahat sejenak lalu ceret itu kembali diisi air sampai penuh dan ditutup dengan penutupnya, di atas kertas itu ia menambahkan beberapa kata: “percayalah padaku, tulisan pada kertas ini benar adanya, hanya dengan meletakkan masalah hidup dan mati, anda baru bisa menikmati air jernih yang manis.”
Melepas keakuan berkorban untuk orang lain adalah suatu tindakan kebajikan, juga merupakan suatu tingkat pikiran yang agung. Ketika seseorang benar - benar melepaskan keakuan, kebijaksanaan untuk membedakan yang kebenaran atau kepalsuan akan muncul dengan sendirinya, dia pasti akan mendapatkan hasil dan kegembiraan di luar dugaan.
Masalah dunia ini, biar pun tidak bisa setiap kali pengorbanan akan segera mendatangkan imbalan, akan tetapi hanya dengan mengorbankan baru memungkinkan mendapatkan imbalan, baru bisa menikmati manisnya air yang jernih.
Maka setiap kali saya melihat praktisi Falun Gong di seluruh dunia tidak mempedulikan teriknya panas matahari, atau di saat tanah diselimuti salju yang sangat dingin, mengorbankan uang dan waktu berkumpul dengan keluarganya untuk melakukan klarifikasi fakta, mengungkap kebenaran, selalu membuat saya menghela nafas panjang.
Melepaskan keakuan, meletakkan hidup dan mati, berkorban demi orang lain tanpa pamrih, adalah taraf pikiran seorang Maha Sadar. (Guang Ming/The Epoch Times/Lin)

Jumat, 17 Desember 2010

Pencerahan dalam perjalanan


Pencerahan Dalam Perjalanan

Selamat datang di rumah pencerahan. Sebuah rumah yang diharapkan bisa menyebarkan cahaya terang kesembuhan, kedamaian, kebaikan dan keheningan ke mana-mana. Sebagaimana kita lihat dengan mata telanjang, cahaya terbesar yang memancar dari langit bernama matahari. Dan bila ia memancar, tidak semua mahluk membuka dirinya untuk diterangi. Matahari hanya bisa menerangi mereka yang membuka jendela dan pintunya. Demikian juga guru dan ajaran-ajaran pencerahan. Ia hanya bisa menerangi batin yang “jendelanya” dibuka. Itu sebabnya, sangat disarankan bagi para murid untuk hormat, sujud dan bakti di depan guru. Karena melalui bakti inilah jendela batin sedang dibuka, sehingga cahaya guru bisa masuk menerangi.
Guru pencerahan
Kadang  ada  sahabat  yang  datang  dengan  penuh   keraguan kemudian bertanya: apakah Anda sudah tercerahkan sampai berani-beraninya mengajarkan pencerahan? Meminjam pengalaman para tetua di Tantra, ada 3 jenis guru pencerahan. Pertama, guru tipe raja. Kedua, guru yang menyerupai kapten kapal. Ketiga, guru yang belajar menjadi penggembala domba.
Dalam tipe raja, seseorang hanya boleh mengajarkan pencerahan bila sudah tercerahkan. Namun dalam kelompok guru kapten kapal lain lagi. Guru dan murid sama-sama menaiki kapal yang sama. Nanti ketika sampai di seberang, keduanya mengalami pencerahan secara bersamaan. Dan dalam kelompok guru penggembala domba, yakin dulu dombanya sudah bisa makan secara aman nyaman, baru kemudian penggembalanya boleh makan. Artinya, murid yang mengalami pencerahan dulu, kemudian baru gurunya boleh terbang ke alam pencerahan.
Dengan kata lain, tidak selalu harus tercerahkan dulu baru boleh mengajarkan pencerahan. Penggembala domba tampaknya paling mulya. Ia tidak memikirkan pencerahan dirinya sendiri. Hanya membimbing, membimbing dan membimbing orang lain. Setelah tugasnya selesai, kemudian ia baru boleh memikirkan terbang ke alam pencerahan.
Pencerahan: Tujuan versus Perjalanan
Ada orang yang memandang pencerahan sebagai tujuan. Ia serupa dengan perjalanan panjang yang berat, susah dan jauh. Setelah melewati berbagai rintangan dan cobaan, kemudian ada kemungkinan terbukanya pintu pencerahan.
Dalam klasifikasi pencerahan sebagai tujuan, ada berbagai macam tanda dan ciri-ciri pencapaian meditasi. Dan tentu saja semua layak dihormati. Bagusnya tanda-tanda ini, ia bisa menjadi semacam pedoman perjalanan bagi banyak orang. Bahayanya tanda-tanda, ia bisa menjadi jebakan yang mencelakakan.    Terutama     karena    di   tingkatan   tertentu,
pencerahan dan pembebasan sesungguhnya tanpa kerangka, tanpa kriteria apa lagi konsep.
Namun untuk memenuhi dahaga sekelompok pencari yang memerlukan tanda-tanda (pencerahan sebagai tujuan), sejumlah guru Tantra (sebagai contoh Tulku  Urgyen Rinpoche) kerap menyebut 3 jenis pencerahan sebagai tujuan. Pertama, pencerahan dalam hidup ini. Ia ditandai oleh sudah berjumpanya seseorang dengan  3 jenis samadhi (konsentrasi). Dari  samadhi of suchness (semua terlihat sempurna apa adanya), samadhi of illumination (semua kegelapan kebingungan mengalami keruntuhan menyisakan kehidupan yang terang benderang), serta samadhi of seed syllable (seseorang sudah mendengar, melihat dan meletakkan aksara suci di dalam batinnya).
Kedua, pencerahan di waktu kematian.  Setelah menjalankan praktek kesadaran yang dalam dan panjang, orang-orang jenis ini nasibnya serupa anak burung garuda. Kematian seperti pecahnya telur, begitu telurnya pecah langsung terbang ke alam pencerahan. Tentu saja ini hanya mungkin terjadi bila seseorang sudah melakukan persiapan latihan meditasi  panjang dalam hidupnya.
Ketiga,  bila  pencerahan  tidak  terjadi  dalam  hidup  ini atau di waktu kematian, ia masih mungkin terjadi  di alam bardo (waktu antara kematian dan kelahiran kembali). Di alam bardo, semua yang terjadi hanya pancaran batin seseorang, sehingga tidak perlu takut berlebihan, atau gembira berlebihan. Semuanya hanya serangkaian fenomena yang muncul lenyap. Ia yang sudah terbiasa tenang, seimbang, mencapai pandangan terang dalam meditasi, momen ini menjadi semacam ‘pertempuran’ terakhir untuk mencapai pencerahan.
Sebagai bekal penting mengalami pencerahan di waktu kematian dan alam bardo, mempraktekkan kesadaran waktu terjaga lebih mudah dibandingkan dengan praktek kesadaran dalam mimpi. Praktek kesadaran dalam mimpi lebih mudah dibandingkan dengan praktek kesadaran di waktu kematian dan alam bardo. Terutama karena kualitas godaan ketika kematian maupun di alam bardo jauh lebih tinggi. Dengan demikian, tidak ada pilihan lain terkecuali segera mempraktekkan kesadaran. Praktek kesadaran yang kuat ketika terjaga menjadi modal untuk melakukan praktek kesadaran dalam mimpi. Keseimbangan kesadaran dalam mimpi inilah kemudian yang menjadi modal untuk praktek kesadaran ketika memasuki kematian maupun alam bardo. Makanya ada guru yang berpesan, mimpi adalah saudara kembarnya mati.
Disamping pencerahan sebagai tujuan, pencerahan juga mungkin ditemukan dalam setiap perjalanan kekinian. Ada yang menyebutnya sebagai pencerahan-pencerahan kecil. Bila dikumpulkan bisa menjadi modal untuk mencapai pencerahan besar sebagaimana penjelasan pencerahan sebagai tujuan.
Dalam kelompok pencerahan sebagai perjalanan, juga tersedia 3 ciri yang layak direnungkan. Pertama, senantiasa belajar untuk   memandang secara mendalam (semua mau bahagia, semua tidak mau menderita sehingga disarankan untuk banyak menyayangi, bila tidak bisa menyayangi cukup tidak menyakiti). Kedua, melakukan semua langkah keseharian dengan penuh kesadaran (lihat pintu belakang yang berjudul Cerah Dalam Tiap Langkah). Ketiga, apa pun yang terjadi dalam keseharian, semua hanya gelombang yang naik turun. Seperti gelombang samudera, ada gelombang besar ada gelombang kecil. Baik yang besar maupun kecil pada waktunya akan merunduk rendah hati mencium bibir pantai yang bernama kematian. Dan kematian, ia bukan perpisahan, melainkan arus balik memeluk kembali samudera pencerahan.
Siapa saja yang sudah menyatukan keseharian dengan meditasi (mingling life with meditation), akan mengerti pesan seorang guru: Enlightenment is so close, that’s why people don’t see it. Enlightenment is so simple that’s why people don’t believe it. Pencerahan sesungguhnya sangat dekat. Namun seperti buku, karena terlalu dekat orang tidak bisa membacanya. Pencerahan sebenarnya amat sederhana, namun karena pikiran menyukai kerumitan, maka orang pun tidak mempercayainya.
Tatkala cahaya pencerahan menyala, terlihat terang benderang bahwa apa yang selama ini dicari-cari dan ditakuti ternyata hanya mimpi. Dan Anda pun tersenyum karena pernah lama dicengkeram mimpi.
Merenda Tujuan dan Perjalanan
Kendati kedua pendekatan pencerahan sebagai tujuan dan perjalanan ini terlihat berbeda, namun ada benang merah yang bisa menyatukan keduanya. Keduanya sama-sama menggarisbawahi the awakened mind (batin yang sudah bangun dari tidur panjang seolah-olah gonjang-ganjing pikiran itulah kehidupan), dan hasil langsung dari batin yang sudah terbangunkan adalah the infinite compassion (kasih sayang tidak terbatas kepada semua mahluk).
Dalam bahasa yang lebih terang, keheningan (the awakened mind) yang tidak dipeluk kasih sayang tidak pernah diajarkan sebagai jalan pencerahan. Di jalan pencerahan, keheningan baru sempurna bila diisi dengan kasih sayang. Kasih sayang baru sempurna jika dilakukan dalam keheningan (baca: tanpa keakuan)**).
Sebagai akibatnya, setiap langkah keseharian (dari mandi, makan pagi, kerja, berdoa sampai dimaki orang) yang diterangi oleh kesadaran sekaligus kasih sayang, ia menjadi langkah-langkah pencerahan.
Pertama-tama, dalam kesadaran mendalam terlihat jelas bahwa gonjang-gonjing kehidupan (naik-turun, sukses-gagal, sehat-sakit) hanyalah putaran alamiah. Ia sesederhana malam yang berganti siang. Melawan putaran kehidupan, itulah penderitaan. Mengalir sempurna dengan putaran kehidupan, itulah pencerahan.
Begitu cahaya pencerahan muncul, semua hal yang membuat manusia menderita (ketakutan, keraguan, kekhawatiran), mirip dengan tali di tengah kegelapan. Karena gelap, kemudian rasa takut akan ular muncul. Begitu cahaya lampu dinyalakan, ketakutan menghilang. Itu sebabnya, salah satu lambang pencerahan adalah singa karena tidak memiliki rasa takut. Termasuk tidak takut akan kematian.
Uniknya, dalam terang cahaya pencerahan (di mana terlihat jelas semuanya hanya serangkaian saling ketergantungan sempurna yang kerap disebut kosong), keakuan (ego) sebagai sumber penderitaan lenyap, sekaligus memunculkan rasa lapar untuk senantiasa menyayangi. Bukan menyayangi karena ingin disebut suci, bukan menyayangi karena lapar dengan sebutan baik. Sekali lagi bukan!. Namun karena sifat alami mahluk tercerahkan itu penyayang.
Ia sesederhana kambing dan serigala. Bila kambing dikasi daging, secara alami ia menolak. Tanpa mencaci bahwa vegetarian itu baik, makan daging itu dosa. Jika serigala diberi rumput,   secara   alami  ia    menghindar.  Tanpa  mengumpat bahwa vegetarian itu bodoh, makan daging itu enak. Mahluk tercerahkan juga serupa, ia menyayangi bukan karena takut neraka serta serakah sama surga. Namun seperti halnya kambing dan serigala, sifat alami mahluk tercerahkan memang penuh kasih sayang.
Berbagai jalan tersedia
Sebagaimana perjalanan ke puncak gunung, ada berbagai jalan dan arah yang tersedia. Dan buku ini menyediakan dua jalan alternatif : pertama, mingling life with meditation (menyatukan kehidupan dengan meditasi) sebagaimana dicontohkan dalam bab pertama pintu belakang berjudul ”Cerah Dalam Tiap Langkah”. Kedua, melakukan Guru yoga dan Guru puja  (lihat tulisan Guru yoga Guru puja di bab kedua pintu belakang). YM Thich Nhat Hanh ( dalam Present Moment Wonderful Moment) mengikuti jalan pertama, guru-guru Tantra seperti HH Dalai Lama melakoni jalan kedua. Dan Anda pun bebas memilih jalan mana, termasuk memilih jalan di luar kedua pilihan yang disarankan buku ini.
Jalan mana pun yang ditempuh, agak sulit membayangkan - kalau tidak mau dikatakan tidak mungkin - ada langkah menuju pencerahan tanpa meditasi. Untuk itulah, buku ini ditutup dengan tulisan ringkas berjudul “Meditasi: Kesembuhan, Kedamaian, Keheningan”.
Dan sebagai pedoman dalam mencari guru meditasi, sekaligus menjadi bahan untuk melihat ciri mahluk tercerahkan, dalam tradisi tua Tantra ada empat ciri mahluk tercerahkan: pacifying (ajaran dan kesehariannya menenangkan, menentramkan, mendamaikan), enriching (memperkaya wawasan dan pemahaman), magnetizing (menjadi magnet yang menarik banyak  manusia untuk berbuat baik, berbagi kasih sayang, berlatih meditasi), subjugating (bila harus menaklukkan orang lain, ia menaklukkannya dengan kasih sayang).***)
———
*) Entah karena kelanjutan dari kehidupan sebelumnya, atau dipengaruhi oleh hawa spiritual pulau Bali di mana saya lahir dan bertumbuh, sejak awal saya dipengaruhi banyak oleh ajaran-ajaran Tantra. Untuk itu, maafkan bila pengertian tentang pencerahan dalam buku ini banyak diwarnai Tantra. Namun, saya menaruh rasa hormat mendalam pada pengertian pencerahan lain yang datang dari ajaran lain.
**) Bagi para sahabat yang lebih dekat dengan jalan kasih sayang (lembut, penyayang, kerap menangis menyaksikan penderitaan banyak mahluk) layak membaca A Flash of Lightening in the Dark of Night karya The Dalai Lama (Shambala Dragon Edition 1994), bagi yang lebih dekat dengan jalan keheningan (tenang, aman, nyaman, seimbang) disarankan membaca Essence of The Heart Sutra karya The Dalai Lama (Wisdom Publications 2005) atau Thich Nhat Hanh dalam The Diamond That Cuts Through Illusion (Parallax Press 1992). Pada akhirnya, kedua jalan ini berujung pada puncak gunung yang sama: pencerahan.
***)Pedoman membaca buku ini: Bagi pencari pemula, gunakan kumpulan tulisan-tulisan pendek di bagian tengah buku ini sebagai bahan-bahan renungan untuk memperkaya perjalanan. Bagi praktisi tingkat menengah atas, baca pelan-pelan pintu depan, endapkan dalam-dalam pintu belakang, dalami referensi yang disarankan, perkaya keseharian dengan kumpulan renungan yang ada di bagian tengah buku ini. Dan yang paling penting, menerapkannya dalam keseharian.

Kamis, 16 Desember 2010

Manunggal Rasa Sejati

Belajar mengenal Allah berdasar potensi akal

Ketika proses penciptaan manusia telah sempurna, Allah meniupkan Ruh Al-Insan maka dengan ini Manusia dikaruniai hati(rasa) sebagai kontrol kesadaran dan pikiran sebagai potensi akalnya. Dengan hati inilah manusia bisa mendapatkan kesadaran (keyakinan iman) dan dengan akalnya manusia dapat mengambil pelajaran yang berharga dari perjalanan hidupnya, maka jadilah manusia sebagai "duta Ilahi" (kholifatulloh fil ardhy) yang membawa pesan-pesan Ilahiyah.

Dalam tulisan-tulisan yang lalu kita sudah belajar mengenali Allah melalui salah satu anugrah-Nya yang berupa hati (otak kanan) berdasar hakikat Ihsan berdasar sabda rosul. Sekarang kita belajar mengenal Allah melalui anugrah Al-Insan yang berupa akal. Yang dibahas disini bukan hakikat-Nya karena hakikat adalah urusan Allah, kita juga tidak membahas dzat Allah karena akan terbatas pada wujud dan sifatNya maka Nabi Muhammad saw melarang melakukan hal itu karena Allah bersifat mutlak dan sangat berbeda dengan makhluknya. Dengan demikian hanya dengan memikirkan ciptaanNya kita bisa mengenal yang menciptakannya. Sifat akal adalah "sebab akibat", akal akan selalu bertanya dan mencari "ADANYA SESUATU YANG TERCIPTA PASTI ADA YANG MENJADI SEBAB ADANYA". Bagaimana kita menjawab tentang adanya eksistensi Tuhan?
Kita mulai dari yang diciptakan, adanya sesuatu pasti ada yang menjadi sebab adanya karena tidak ada segala sesuatu yang ada dengan sendirinya, tidak ada perubahan dari tidak ada menjadi ada melainkan dengan sebab dan tidak mungkin sesuatu dapat menciptakan dirinya sendiri sebab sebelum menciptakan dirinya sendiri dia sendiri dalam keadaan tidak ada. Adanya ciptaan(wujud) membuktikan adanya Dzat yang wajib ada dan Dzat yang wajib ada itulah yang dinamakan Tuhan dan Dia tidak boleh lagi ditanyakan siapa yang menciptakan sebab bila ada yang menciptakan berarti dia bukan yang permulaan (awal) yang bukan permulaan (yang diciptakan)itulah yang dinamakan dengan makhluk.

Allah juga mengenalkan diri dalam Al-Qur'an

"Dialah Allah tiada Tuhan selain dia, yang mengetahui yang goib dan yang nyata, Dialah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja yang Maha suci, yang Maha sejahtera, yang mengaruniakan keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha kuasa, yang memiliki segala keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai asmaul husna. Bertasbih kepadanNya apa yang dilangit dan dibumi. Dan Dialah yang Maha perkasa lagi Maha Bijaksana.(al-Hasyr: 22-24)

Dalam ayat diatas Allah telah mengenalkan DiriNya bahwa Dia Maha segala-galanya, Maha mutlak yang berbeda dengan makhlukNya, diatas segala sesuatu dan tidak boleh dikatakan seperti sesuatu, yang Maha besar, Maha meyelimuti dan tidak ada yang bersifat demikian yang selin Allah.

Demikian seharusnya kita belajar mengenali exsistensi Tuhan dengan potensi akal yang dianugrahkan kepada kita sebagai kelengkapan Al-Insan. Mungkin kita sering mendengar sebagian orang mengatakan bahwa Allah berada dalam diri manusia, dalam kisah para wali dijawa tersebutlah nama Syeikh Siti Jenar, dalam sejarah para sufi tersebutlah nama Al-Hallaj yang terkenal dengan ucapanya "Ana Al-Haqq" ( Akulah Tuhan Maha Benar). Dalam pandangan umum könsep ini dinamakan WIHDATUL WUJUD. Sementara MARASE Berprinsip TAUHIDTUL WUJUD yaitu sebuah sikap dan prinsip ketuhanan yang lurus dan bersih dengan berdasar kalimah "laa Illaha Ilaulloh". Ajaran Marase tidak menyalahkan hal itu tapi haruslah dilanjutkan "Bahwa Allah ada dalam diri manusia juga ada di bintang, bulan, samudra dan laìn-lain karena Allah ada dimana-mana, meyelimuti segala sesuatu dan Alam semesta ada didalam gegamanNya". Allah Maha tidak terbatas sedang manusia ada dalam keterbatasan. Mungkinkah yang maha tidak terbatas bersemayam dalam manusia yang terbatas? Bagaimana akal kita menjawab semua ini? Agama sejalan dengan akal, dzikir imbang lawan fgkir dan beramal harus beserta ilmunya.

Waullohualam...

Rasa Sejati

KITAB KEBIJAKSANAAN RASA SEJATI

oleh PENULIS MUDA SPIRITUAL INDONESIA pada 08 Maret 2010 jam 3:23
Rasa paling luar bernama manusiawi
Dikenal dengan nafsu kedagingan badan
Menilai dari fisik lalu mulai merasakan
Rasa itu dikenal luas sebagai sifat badaniah

Rasa manusiawi mengikat pada ilusi badan
menganggap badan sebagai identitas asli dirinya
tak tahu kalau aslinya bersemayam di dalam badan
tanpa sadar jatuh pada ikatan hawa nafsu badan fana

Rasa lebih halus bernama mentalitas
Dikenal dengan emosi yang dikeluarkan
Menilai dari mental lalu mulai merasakan
Rasa itu dikenal luas sebagai emosi keakuan diri

Rasa mentalitas mengikat pada ilusi emosi
Menganggap emosi sebagai kewajaran mental
Lupa kalau aslinya dia itu tenang dan hening
Tanpa sadar menjadi belenggu ikatan emosional

Rasa lebih dalam bernama pikiran
Dikenal dengan ego yang sudah berakar
Menilai dari pikiran lalu mulai merasakan
Rasa itu dikenal luas sebagai penghakiman

Rasa pikiran mengikat pada penghakiman permainan maya
Menganggap ego diri yang ada sebagai diri sejatinya
Lupa kalau aslinya dia tidak terpisah dari perwujudan lain
Tanpa sadar menjadi pembenaran yang menyesatkan perjalanan

Rasa paling dalam bernama rasa sejati
Dikenal dengan sabda kesadaran murni
Menyadari dari apa adanya lalu mulai merasakan
Rasa ini dikenal luas sebagai kebijaksanaan cinta kasih

Rasa sejati itu ringan, sejuk dan bebas dari ilusi apapun
Tidak ada anggapan apapun kecuali kesadaran apa adanya
Menyadari keaslian diri setiap perwujudan itu di dalam Satu
Yang keluar darinya menjadi kitab kebijaksanaan rasa sejati

Rabu, 15 Desember 2010

Pengalaman Pandangan Terang

Oleh: Yoseph Goldstein
Petunjuk: Silakan baca dari PAGE yg mana saja, tdk harus urut dan temukan PAGE FAVORITEMU

PAGE (1)
Kita semua telah memulai suatu perjalanan.. suatu PERJALANAN MENGENALI PIKIRAN KITA. Suatu perjalanan utk menemukan dan mengeksplorasi siapa dan apa kita ini
Langkah pertama sangat sulit, dan pada hari-hari pertama latihan sering mengalami kegelisahan, atau ngantuk, bosan, malas, keragu-raguan, dan mungkin saja menyesal telah ikut dalam latihan ini.

PAGE (2)
BUKAN HAL YG MUDAH bahwa kita telah memutuskan utk melakukan latihan memurnikan pikiran ini.

PAGE (3)
Tidak ada seorangpun yg dapat melakukan latihan ini utk kita. Kita sendiri yg harus melakukannya utk diri kita sendiri. Memiliki kesadaran setiap momen ke momen. Memperhatikan apa yg terjadi dgn penuh perhatian. Tdk ada hubungannya dgn mistik! Latihan ini begitu sederhana, langsung dan mudah dimengerti, tetapi latihan ini memerlukan usaha yg sungguh-sungguh.
--SEMUA URAIAN DIATAS ADL YG DISEBUT DENGAN MEDITASI --

PAGE (4)
Langkah pertama pasti sulit bagi setiap orang. PENCARIAN SPRITUAL YG KITA SEDANG AWALI ADL USAHA YG JARANG DAN BERHARGA, jadi harus SABAR dan TEKUN dlm melalui awal yg sulit.

PAGE (5)
Gunakan kesempatan RETREAT sampai selesai: jangan sia-siakan waktu atau menganggap anda telah cukup berlatih.


PAGE (6)
Jenis kebahagiaan tertinggi adl KEBAHAGIAAN VIPASSANA, kebahagiaan pandangan terang, melihat bagaimana sesuatu bekerja. Keadaan yg sangat bahagia ketika seseorang mulai menghargai dgn pikiran pemula setiap saat, sebagai sesuatu yg baru, sebagai sesuatu yg segar, jadi ada kebahagiaan besar dlm kehidupan pada pikiran si pemula, dari pikiran yg tak terkondisi, pikiran yg langsung mengalami bukan berpikir macam-macam.

PAGE (7)
Hari pertama latihan mungkin sulit krn konsentrasi belum berkembang dgn baik. Ibarat mendaki gunung, anda membutuhkan kekuatan fisik. Jika anda tdk kuat, diawal anda akan merasa letih dan tdk nyaman. Namun jika tubuh menjadi lebih kuat, mendaki akan lebih mudah. Sama halnya dlm meditasi, krn konsentrasi berkembang, maka praktek ini menjadi lebih mudah utk bertahan pada saat pelaksanaan dilaksanakan.

PAGE (8.)
Praktek dan mengerti Dhamma adl suatu kesempatan yg jarang dan sangat berharga. TDK BANYAK ORANG DI DUNIA YG MEMILIKI KESEMPATAN INI! Banyak orang yg terus bolak-balik dikendalikan oleh kebodohan dan nafsu, tdk tahu akan adanya KEMUNGKINAN KELUAR DARI RODA SAMSARA, RODA KESERAKAHAN, DAN KEBENCIAN.

PAGE (9)
Lingkaran nafsu kesenangan yg tiada akhir membuat pikiran kita berada dlm kekacauan dan kebingungan. KETIKA KITA BELAJAR UTK MELEPASKAN, MEMBIARKANNYA PERGI, MAKA PIKIRAN LEBIH RINGAN. Maka tdk ada beban, tdk tegang, dan kita mulai membebaskan diri kita dari gudang, dan budak nafsu.

PAGE (10)
BERKEMBANGNYA PANDANGAN TERANG berarti mengalami arus ketidakkekalan dlm diri kita. Jadi kita MULAI UTK MELEPAS, MEMBIARKAN PERGI, TDK MELEKAT DGN MATI-MATIAN PADA FENOMENA BATIN-JASMANI.


PAGE (11)
Tdk seorangpun dapat memastikan kapan kesempatan utk praktek akan datang kembali. Ada kondisi yg sangat khusus bagi kita di dalam linkungan seperti ini. Ini adl tempat yg sempurna utk mengeksplorasi diri kita, utk menemukan siapa diri kita. JANGAN SIA-SIAKAN KESEMPATAN INI.

PAGE (12)
Apa yg kita lakukan utk MENGERTI DIRI KITA adl hal yg PALING MULIA yg dapat kita kerjakan. Yg dapat kita lakukan adl membersihkan keserakahan, kebencian dan kekotoran batin dari pikiran. Ini adl………

PAGE (13)
…….SULIT DAN JARANG dan membutuhkan kedisiplinan yg besar. Kedisiplinan berarti menanamkan kualitas dlm pikiran yg membawa totalitas dan kesadaran setiap saat.

PAGE (14)
Tdk mengontrol dan memaksa nafas kita dgn cara apapun. HANYA MEMPERHATIKAN KEMBUNG-KEMPISNYA GERAK PERUT.

PAGE (15)
Hanya………. terus memperhatikan gerak perut. Tdk menghayal, tdk memvisualisasikan sesuatu namun hanya mengamati sensasi gerakan spt ini: ---~~~---~~~---~~~--- (ceritanya perut lagi kembung-kempis )

PAGE (16)
Jika pikiran lagi mengembara atau kacau, bawa kembali ke titik perhatian dgn lembut…dan bahkan jika anda tdk melakukan suatu apapun saat itu, tetap BAWALAH PIKIRAN ANDA KEMBALI, setiap saat ia mengembara bawalah ia kembali. Waktu anda akan benar-benar menjadi sangat bermanfaat (ST FANCHIS DE SALIS).



PAGE (17)
Saat kembung dan kempis, saat menarik nafas dan mengeluarkan nafas mungkin……..
Kadang-kadang: PANJANG
Kadang-kadang: pendek
Kadang-kadang: rata
Kadang-kadang: tdk rata
Kadang-kadang: DALAM
Kadang-kadang: dangkal
TDK MASALAH APAPUN YG TERJADI, INGAT, INI BUKAN LATIHAN PERNAFASAN, INI ADL AWAL LATIHAN KESADARAN.

PAGE (18)
KEGIATAN SEHARI-HARI: sangat penting mengembangkan kesadaran yg tdk terputus secara menetap yg berhubungan dgn aktivitas sehari-hari mulai dr bangun tidur di pagi hari hingga waktu kita pergi tidur. Tetap menjaga kesadaran. Dan dari saat pertama jagalah perhatian pada kegiatan bangun dan cuci-cuci. Pada saat bangun jagalah kesadaran pada kembung kempis mulai berjalan, akan duduk dan berdiri kembali dan saat akan makan…………….

PAGE (19)
…………..saat berbaring akan tidur, sadar dgn ‘kembung-kempis’ hingga saat-saat terakhir sebelum ketiduran. Perhatian seperti ini akan sangat bermanfaat dlm praktek meditasi. JIKA ADA PENDAPAT MENGATAKAN BAHWA PRAKTEK HANYA DILAKSANAKAN SAAT DUDUK DAN BERJALAN, SEDANGKAN SISA WAKTU LAINNYA TDK PENTING, PADA JEDA-2 WAKTU ITU…KITA KEHILANGAN MOMENTUM YG SEDANG DIBANGUN. Mengembangkan kesadaran yg kuat pada setiap aktivitas sepanjang hari membantu pikiran tetap terpusat dan tenang. Ini adl jenis tekad dan keseimbangan pikiran yg akan menghasilkan kesucian.


PAGE (20)
Melihat, keinginan, bergerak, menyentuh, mengangkat, membuka, menaruh, menutup, merasakan, mengunyah, menikmati rasa, menelan, sadar dgn seluruh rangkaian kegiatan yg dilaksanakan.
TDK ADA ORANG DIBALIK KEGIATAN TERSEBUT! TDK ADA ORANG YG SEDANG MAKAN! HANYA SERANGKAIAN NIAT, GERAK, RASA, SENSASI SENTUHAN BELAKA, SEPERTI ITULAH KITA. DAN BERADA DLM PERHATIAN PENUH SETIAP SAAT, KITA BEBASKAN DIRI KITA DARI KONSEP AKU.

PAGE (21)
Tdk ada sama sekali keadaan yg dianggap tdk berharga utk disadari. Pengertian benar yg dalam seketika dapat terjadi pada saat / ketika semua faktor pencerahan masak dan datang bersamaan dgn keseimbangan yg benar.

PAGE (22)
Yoseph Goldstein: Ketika saya berada di India, saya tinggal di lantai kedua asrama. Saya harus naik-turun anak tangga beberapa kali sehari, setiap kali memperhatikan saat menaiki anak tangga, bagaimana lutut harus bekerja, bagaimana beban berat berpindah.. ini suatu proses yg menarik. Dalam setiap kegiatan, pasti ada sesuatu yg menarik. Memperhatikan, mengamati bagaimana semua itu terjadi.

PAGE (23)
Biasanya kita makan dgn tanpa kesadaran. Rasa datang dan pergi begitu cepat. Saat makanan masih dlm mulut, krn begitu nafsu dan serakahnya utk menikmati sensasi rasa, tangan meraih utk mengambil makanan lagi, dan biasanya kita TDK SADAR akan keseluruhan proses tsb. Habiskan setiap makanan dlm mulut sebelum mengambil makanan lagi. Dgn cara ini, tubuh kita menjadi sensitive dan tahu berapa banyak makanan yg kita butuhkan. Sangat sulit utk makan berlebihan disaat kita makan dgn penuh kesadaran. MASUKKAN MEDITASI SAAT MAKAN INI KE DLM LATIHAN ANDA SEHARI-HARI SEHINGGA KESADARAN TDK AKAN PUTUS.

PAGE (24)
Tdk ada yg tahu kapan awan kebodohan akan menghilang. Hal ini bisa terjadi bahkan saat proses berbaring ketika mau tidur. SELALU PENUH PERHATIAN (SATI). Dalam setiap momen, tetap siaga, sadar dgn apa yg terjadi.

PAGE (25)
Meditasi mendalam tergantung pada kontinuitas kesadaran.

PAGE (26)
Gambar: ada seorang pertapa sedang bermeditasi di bawah sebuah pohon yg sedang berbuah ranum, dan satu dari banyak buah yg telah matang itu pun jatuh dan mengenai kepala pertapa tsb, dan diam-diam ada seekor monyet memperhatikan kejadian itu dan dgn lompatan tergesa berusaha menyambar buah yg jatuh tsb, lalu setelah mendapatkan buah itu, langsung dilahapnya tak bersisa, namun perhatiannya pelan-pelan mulai teralih pada pertapa yg tdk terganggu itu. Rasa penasaran mulai menggelayuti monyet itu dan kemudian melemparkan biji bekas buah yg sudah dimakannya itu ke kepala pertapa tersebut, namun lagi-lagi pertapa itu tetap tenang dan tdk terganggu sama sekali. Akhirnya monyet tersebut pun ikut bermeditasi

PAGE (27)
PERHATIAN MURNI (Ini adl kualitas pikiran yg merupakan basis dan landasan penemuan spiritual): artinya MENGAMATI SESUATU SEPERTI APA ADANYA. Tanpa memilih, tanpa membandingkan, tanpa mengevaluasi, tanpa meletakkan proyeksi dan harapan kita pada apa yg sedang terjadi; mengembangkan kesadaran tanpa pilihan dan tanpa mencampurinya.

PAGE (28)
Gambar: ada seorang pertapa yg sedang bermeditasi dgn mengamati bentuk-bentuk pikirannya yg muncul.

PAGE (29)
Pikiran yg tdk terlatih sering reaktif berpegang pada kesenangan, menolak yg tdk menyenangkan, bercengkrama pada yg disukai, menolak yg tdk disukai, merespon dgn keserakahan dan kebencian. PIKIRAN YG TDK SEIMBANG SANGAT MELELAHKAN. Jika perhatian murni terus menerus dikembangkan, kita belajar menyelami pikiran, perasaan, keadaan dan orang lain, tanpa ketegangan dari kemelekatan atau keengganan. Kita mulai memiliki pengalaman total dan lengkap dari apa yg sebenarnya. Itu terjadi dgn pikiran yg tenang dan seimbang.

PAGE (30)
Kesadaran akan perhatian murni tdk terbatas saat duduk pada pagi hari dan malam hari. Bila berpendapat bahwa menjaga kesadaran hanya saat meditasi duduk, sedangkan sisa waktu lainnya tdk perlu maka akan terjadi : penggalan dari kehidupan kita mengurangi pertumbuhan pengertian yg sesungguhnya. PERHATIAN MURNI DAPAT DITERAPKAN DAN TEPAT PADA SETIAP MOMEN, APAKAH KITA…. SEDANG DUDUK, SEDANG BERDIRI, SEDANG BERBARING, SEDANG BERBICARA ATAU, SEDANG MAKAN.
PAGE (31)
Kita harus mengembangkan perhatian murni pada semua objek, pada semua keadaan pikiran, dalam setiap situasi. SETIAP SAAT HARUS HIDUP secara SUNGGUH-SUNGGUH dan SEPENUH HATI.

PAGE (32)
Dalam masa latihan ini segala sesuatu dilakukan dgn lambat. Jadi kita memiliki kesempatan utk memeriksa apa yg sedang terjadi dgn hati-hati. Ketika perhatian penuh telah berkembang dgn baik, anda dpt melakukan kegiatan dgn cepat. Namun ini adl saatnya utk berlatih. Tdk tergesa-gesa, lakukan semuanya dgn lambat, diam dan sadar. Sejak anda bangun tidur, segala sesuatu dikerjakan dgn penuh perhatian sepanjang hari, lakukan semuanya dgn meditasi.

PAGE (33)
Ada nilai yg besar dlm memperlambat semua kegiatan kita. Tdk tergesa-gesa. Tdk ada tempat utk pergi. Tdk ada kegiatan lainnya yg harus dikerjakan. Namun HANYA MEMPERHATIKAN SEMUA YG TERJADI SETIAP MOMEN.
PAGE (34)
DIPERCEPAT PERLAHAN: Mempercepat dlm arti kata terus-menerus dan tdk kenal henti dlm semangat, tapi dikerjakan dgn tenang dan seimbang. Gigih dan penuh semangat juga sangat santai dan seimbang.

PAGE (35)
KELUAR DARI KEGELAPAN GOA --->>>>> MASUK KE DALAM PENERANGAN KEBEBASAN DAN KETENANGAN.

PAGE (36)
Manusia maju dgn cara yg berbeda. Namun tdk menjadi masalah dgn apapun caranya. Jika kita menghadapi arah yg benar, semua yg harus kita lakukan adl terus berjalan. BILA PERJALANAN ITU DITEMPUH 1 TAHUN, ATAU 60 TAHUN, ATAU 5X KEHIDUPAN, SEPANJANG KITA JALAN MENUJU PENCERAHAN, ITULAH YG PENTING.
PAGE (37)
Gambar: ada sekumpulan burung yg TERBANG KE ARAH YG SAMA, lalu ada seseorang duduk di dalam sebuah bungkusan yg dibawa oleh salah satu dari sekumpulan burung itu.

PAGE (38)
PERKEMBANGAN SELURUH KESADARAN DATANGNYA dari pengalaman berbagai hal SAAT PIKIRAN DIAM, bukan dgn pikiran dan konsep kita terhadap hal-hal tsb.

PAGE (39)
Dgn sungguh-sungguh memperhatikan bagaimana pikiran muncul tdk disebabkan oleh sesuatu dan menghilang kembali. Atau memeriksa rasa nyeri masuk ke dalam rasa sakit tsb (menyelam ke dalam sakit tsb). MELATIH PIKIRAN DGN GAGAH BERANI, TDK BERPIKIR MACAM-MACAM HAL NAMUN…DIAM DAN WASPADA.

PAGE (40)
Pada saat latihan kadang-2 nampaknya tdk banyak hal yg terjadi kecuali merasakan sakit, kegelisahan, gejolak, dan keraguan. Namun, sebenarnya kewaspadaan setiap saat dgn landasan perhatian murni (SATI) setiap saat, membantu melemahkan belenggu kemelekatan kita.

PAGE (41)
Semua YG KITA BUTUHKAN adl MENGHADAP KE ARAH PEMBEBASAN, tdk utk kemunduran, dan juga tdk menuju ke arah yg lebih gelap.

PAGE (42)
BERSABARLAH DGN DIRI ANDA SENDIRI . TETAP BERSEMANGAT! WALAUPUN MUNGKIN TDK JELAS TERLIHAT OLEH ANDA, ADA TRANSFORMASI BESAR YG SEDANG BERLANGSUNG !

PAGE (43)
Seperti buah, masak dipohon. Matahari menyinari pohon, buah menjadi masak, walaupun dari hari ke hari, prosesnya tdk nampak dgn jelas. Sama halnya, perubahan dan masaknya pikiran kita juga sedang berlangsung.

PAGE (44)
Sekarang ingatlah……… BUDDHA HANYA MENUNJUKKAN JALAN. Kita sendiri yg harus menapaki jalan itu. Tdk ada seorangpun yg dapat mencapai pencerahan utk orang lain. Kekotoran batin dari keserakahan, kebencian dan kebodohan ada dlm pikiran kita. Tdk ada yg menaruhnya disana. Tdk ada yg dapat mengeluarkannya. Kita sendiri yg harus membersihkannya.

PAGE (45)
Satu dari RINTANGAN YG TERBESAR dlm praktek kita adl KERAGU-RAGUAN. Sehingga menjadi lemah dan menghalangi usaha kita utk menjernihkan pikiran.

PAGE (46)
KERAGUAN: biasanya muncul tentang apa yg orang sedang lakukan dan tentang kemampuan seseorang melakukan hal itu.

PAGE (47)
Mungkin karena anda telah berada disini, pikiran menjadi bertanya-tanya: apa yg sedang saya kerjakan disini? Mengapa saya datang kesini? Saya tdk dapat melaksanakannya, latihan ini terlalu keras!.........
PAGE (48)
……………..Ini adl pikiran yg ragu-ragu, sebuah rintangan yg sangat besar dlm latihan!!

PAGE (49)
MENGENALI: adl jalan yg paling kuat, paling efektif dlm mengatasi apapun.

PAGE (50)
Karena rintangan menghadap kita pada saat latihan, maka SALAH SATU CARA UTK BEKERJA SAMA DGN RINTANGAN ITU ADL DGN CARA MENGENALINYA, memperhatikan dgn teliti dlm setiap momen. ~~sensasi nafsu, kemalasan, kegelisahan, khawatir, dendam~~ . Jika nafsu indria muncul, segera tahu bahwa ada nafsu indria dlm pikiran. Mencoba mengenali segera jika rintangan tertentu muncul, apakah itu kemarahan, kemalasan, kegelisahan, atau keragu-raguan?

(CONTINUE)

 

Offline Sunny Tan

  • Tamu
  • *
  • Thank You
  • -Given: 3
  • -Receive: 15
  • Posts: 17
  • Reputasi: 2
  • MUACH DHAMMA!!! (MUst AChieve Higher in DHAMMA)
Oleh: Yoseph Goldstein
Petunjuk: Silakan baca dari PAGE yg mana saja, tdk harus urut dan temukan PAGE FAVORITEMU

PAGE (51)
MENGENALI/MENGETAHUI MENGANTAR KITA KEPADA PERHATIAN PENUH (SATI).

PAGE (52)
Bersabarlah kepada setiap orang, namun dari semua itu, yg terutama adl diri kita sendiri! Kita jgn berkecil hati dgn ketidaksempurnaan diri kita, namun selalu semangat dgn dorongan yg segar. Tdk ada alat yg lebih baik utk mencapai kehidupan spiritual selain terus memulai kembali dan tdk pernah berpikir bahwa sudah cukup melakukannya.

PAGE (53)
KESABARAN: berarti tetap berada pada keadaan seimbang, tanpa menghiraukan apa yg sedang terjadi, tetap tenang, relax, dan siaga.

PAGE (54)
KESABARAN: jangan biarkan diri kita dikendalikan oleh nafsu indria kita utk berbuat sesuatu, jika kita tdk memiliki kemampuan utk bersabar. Setiap nafsu indria yg datang ke dlm pikiran kita mendorong kita utk melakukan sesuatu dan kita akan tetap berada dlm lingkaran keinginan (tanha).

PAGE (55)
Tdk ada seorangpun yg akan melakukan latihan ini utk kita, tdk ada seorangpun yg dapat mencerahkan utk orang lain. Pencerahan yg Buddha capai telah memecahkan persoalan beliau, pencerahan itu tdk memecahkan masalah kita…..hanya penunjuk jalan, masing-2 dari kita harus berjalan menapaki sang jalan utk DIRI KITA SENDIRI.

PAGE (56)
JANGAN berkecil hati dgn pikiran yg mengembara atau melamun. Setiap kali muncul kesadaran saat pikiran mengembara, bawalah pikiran ini ke dalam kesadaran dgn lembut. Tdk masalah berapa kali hal itu terjadi, jika setiap kali pikiran mengembara, bawalah kembali .WAKTU AKAN MENJADI BERMANFAAT DGN BAIK.

PAGE (57)
Pikiran seharusnya tdk diperlakukan sbg halangan atau rintangan. Mereka hanya objek perhatian yg lain, objek meditasi yg lain. Jgn biarkan pikiran menjadi malas dan hanyut. BERUSAHALAH UTK MEMURNIKAN PIKIRAN dgn penuh hormat pada apa yg sedang terjadi saat itu.

PAGE (58)
Meditasi pada bentuk-2 pikiran hrs benar-benar sadar ketika bentuk-bentuk pikiran muncul bahwa pikiran sedang berpikir, JGN TERLIBAT DGN ISINYA; tdk menganalisa pikiran dan bertanya mengapa pikiran itu dating, namun benar-2 sadar bahwa pada saat-saat tertentu berpikir itu terjadi. Mencatat dl batin ‘berpikir’, ‘berpikir’, setiap kali bentuk-2 pikiran muncul. Mengamati tanpa menilai, tanpa reaksi terhadap isinya, tdk menganggap itu milik aku atau itu aku, tdk menguraikan bentuk-2 pikiran itu.

PAGE (59)
Mencoba waspada terhadap pikiran, segera ketika bentuk-bentuk pikiran muncul, daripada setelah beberapa saat kemudian. Ketika bentuk-bentuk pikiran diperhatikan dgn tepat dan seimbang, maka bentuk-2 pikiran itu tdk memiliki kekuatan utk mengganggu pikiran kita.

PAGE (60)
Saat praktek meditasi duduk, ketenangan tubuh sangat membantu dlm mencapai ketenangan pikiran. Cara utk membuat perhatian menjadi kuat, pada awal latihan meditasi buatlah tekad utk tdk mengubah posisi selama waktu yg ditentukan.

PAGE (61)
Utk waktu awal, mungkin sulit, namun jika tekad anda kuat, anda dpt duduk dan mengamati apapun yg datang.

PAGE (62)
Bahkan jika anda mengetahui pikiran anda gelisah, atau memberi reaksi atau tegang atau penuh dgn rasa enggan terhadap rasa nyeri, ada nilai dlm membuat tekad dan mengatasinya.

PAGE (63)
Dua faktor, KONSENTRASI dan USAHA SUNGGUH-SUNGGUH harus diperkuat dan setelah beberapa kali latihan meditasi duduk pertama dijalani anda akan merasakan lebih mudah utk meditasi duduk dgn tenang.

PAGE (64)
Gambar: seorang pertapa yg sedang konsentrasi dan dgn usaha sungguh-sungguh dan kemudian berhasil .

PAGE (65)
Jika kita tdk berusaha utk memelihara semangat maka sesuatu tdk akan terjadi. USAHA adl akar dari semua keberhasilan, dan fondasi dari semua kesuksesan.

PAGE (66)
Bertekad utk tdk bergerak selama satu jam. Tekad seperti ini dpt memperkuat pikiran dlm beberapa hal. Factor usaha dan tenaga menjadi sangat kuat dan ketenangan tubuh juga memperkuat konsentrasi dan perhatian penuh.

PAGE (67)
Dengan bertekad tdk bergerak selama satu jam, kita dapat menjaga kesadaran dlm setiap momen yg tdk menyenangkan dan reaksi kita yg terkondisi terhadap ketidaknyamanan tadi.

PAGE (68)
GELISAH DAN BERGEJOLAK? Tetaplah menjaga perhatian terhadap perasaan ini, perhatikan perasaan tadi, periksa apa yg ada dalam pikiran, perhatikan dgn teliti terhadap kegelisahan. Jika anda sedang duduk, jadikanlah sebagai objek kesadaran, duduk dan perhatikan ‘gelisah, gelisah’. AMATI TANPA MENGURAIKANNYA.

PAGE (69)
Menjadi sadar, sadar terhadap bagaimana sesuatu terjadi, tetap waspada dan seimbang. Memiliki kewaspadaan tdk melekat, tdk menilai, tdk bersekutu dgn sesuatu, sebagai saya atau diri saya, dari waktu ke waktu bebaskan pikiran dari kekotoran batin.

PAGE (70)
Seringkali waktu tengah malam adl waktu terbaik untuk MEDITASI.

PAGE (71)
Jika pada malam hari anda tdk merasa mengantuk, LANJUTKAN LATIHAN.

PAGE (72)
Tidurlah ketika anda BENAR-BENAR MERASA LETIH, bukan karena hanya kebiasaan harus tidur pada jam tertentu.

PAGE (73)
Kita seharusnya tdk pernah jatuh ke dalam perangkap lingkungan kita. Pendapat bahwa jika kita tdk tidur tujuh atau delapan jam, kita akan menjadi letih. Pendapat tersebut sebenarnya pola kebiasaan lama.

PAGE (74)
Berusaha utk mengatasi kemalasan dan kelambanan. Jika setiap kali ngantuk dating pada pikiran, lalu kita berpikir ‘oh, saya akan tidur siang sesaat’ maka akan membuat faktor tersebut lebih kuat. Bertekad dan semangat dalam menghadapi hal itu.

PAGE (75)
TETAP PEKA terhadap perubahan yg diperlukan dan jika anda tdk merasa letih atau ngantuk, teruskan praktek hingga malam.

PAGE (76)
Ada korelasi yg kuat antara tingkat nafsu indria yg kita ALAMI dan KEGEMARAN yg berlebihan terjadap makanan dan tidur.

PAGE (77)
SIKAP tdk berlebihan terhadap makanan dan tidur dapat memperlemah faktor nafsu indria dan membawa PENCERAHAN YG LEBIH JELAS.

PAGE (78)
Ketika kita dapat berdiam sejenak menyadari kejadian masa lampau dan masa depan dgn pikiran yg sederhana dimasa sekarang, maka kita saat ini sedang membebaskan diri kita dari ikatan “WAKTU”.

PAGE (79)
TIDAK ADA sesuatu yg harus dipegang, TIDAK ADA sesuatu yg harus digenggam, karena semua berubah setiap saat.

PAGE (80)
SAKIT: pada umumnya tubuh kita bereaksi dgn sedikit perubahan posisi tubuh terhadap setiap ketidaknyamanan atau perasaan tdk menyenangkan sedikit pun. Kita biasanya tdk memiliki kewaspadaan saat proses itu terjadi: merasa sedikit tdk nyaman ketika berubah sedikit posisi.

PAGE (81)
Ketika ada perasaan sakit yg kuat dalam tubuh, kecenderungan dlm pikiran dan tubuh memberikan reaksi terhadap rasa sakit tadi. Ini adl EKSPRESI dari kemalasan, ketidaksukaan, pengelakan, dan hal ini menyebabkan keadaan pikiran yg tdk seimbang.

PAGE (82)
Ketika kita mendapatkan diri kita tegag krn rasa sakit, periksa rasa ketidaknyamanan dan rasa sakit tsb dgn hati-hati. Menjadi PENUH PERHATIAN (SATI) terhadap perasaan dan pikiran itu, lambat laun secara alami akan menjadi seimbang.

PAGE (83)
Saat pikiran tenang, santai, dan penuh perhatian, rasa sakit yg dialami tdk sebagai gumpalan yg padat tetapi sebagai aliran, yg muncul dan menghilang dari momen ke momen. Duduk dgn pikiran santai dan tenang MENGAMATI aliran sensasi tanpa kemalasan, tanpa mengharap.

PAGE (84)
KEBERANIAN: duduk dgn rasa nyeri memerlukan suatu keberanian, tanpa menghindari, atau menyembunyikannya, hanya dgn duduk dan menghadapinya secara total dan mengatasi rasa ketakutan. Memerlukan suatu keberanian utk mengamati dan dgn pengamatan dapat menemukan elemen pikiran dan tubuh yg paling dalam. Pada awalnya mungkin belum cukup tertata krn banyak kebiasaan-2 yg nyaman menjadi jungkir balik. Memerlukan banyak keberanian utk membiarkan berlalu segala sesuatu yg kita telah genggam utk kenyamanan kita. MEMBIARKAN BERLALU, mengalami aliran ketidakkekalan.

PAGE (85)
Memerlukan keberanian utk menghadapi keterikatan apda kenyamanan akan proses tubuh pikiran. Utk menghadapi kenyataan siapa kita dlm waktu yg sangat singkat terus-menerus larut, menghilang, tdk ada tempat utk berpijak. MEMBUTUHKAN SUATU KEBERANIAN UTK MATI. Utk mengalami kematian dari konsep diri, mengalami kematian pada saat kita masih hidup memerlukan keberanian dan tanpa mengenal takut seperti PEJUANG TANPA CELA.

PAGE (86)
SAKIT adl objek yg baik utk meditasi. Konsentrasi menjadi kuat bila ada rasa sakit yg kuat dalam tubuh. Pikiran berada pada rasa sakit ini, dgn mudah, tanpa banyak mengembara.

PAGE (87)
KEBIJAKSANAAN PANDANGAN TERANG datang dari realisasi bahwa pengamatan sedang berlangsung tanpa pengamat, seperti menyaksikan tanpa saksi.

PAGE (88)
BERBICARA mengganggu perhatian kita dan membuang energi kita. Tdk heran kalau kita sering tidak melihat sesuatu yg baik dgn apa yg sedang terjadi dlm pikiran kita.

PAGE (89)
PERHATIAN MURNI (SATI): alangkah indahnya dan tenangnya berdiam dgn pikiran yg tenang. Namun pikiran itu memerlukan banyak perhatian murni. Karena kita biasa terkondisi dgn banyak bicara.

PAGE (90)
Banyak bicara menciptakan lingkaran yg menurun. Kita menjadi gelisah, kita mulai berbicara bahkan akan menjadi lebih sulit utk konsentrasi dan pikiran menjadi lebih gelisah.

PAGE (91)
Selalu memperbaharui tekad utk mempertahankan DIAM. Diam adl sebuah SUMBER ENERGI. Hal ini menciptakan kejelasan dlm semua aspek dlm pikiran dgn jelas berlihat.

PAGE (92)
Dengan DIAM seluruh jajaran aktivitas batin dan fisik MENJADI JELAS SEKALI.

PAGE (93)
DIAM membuat kita waspada pada apa yg sedang terjadi, semua yg naik dan turun.

PAGE (94)
Dalam keadaan DIAM dan bekerja, TRANSFORMASI dibawa ke penyelesaian.

PAGE (95)
Gambar: seseorang sedang memeluk pohon dgn mata terpejam dan dlm diamnya.

PAGE (96)
ENERGI dihemat dgn cara tdk berbicara yg dapat digunakan utk mengembangkan KESADARAN dan PERHATIAN MURNI (SATI).

PAGE (97)
HARAP DIAM.

PAGE (98)
Menjaga ketenangan dan berdiam diri tdk hanya membantu diri kita namun juga SEMUA ORANG disekeliling kita.

PAGE (99)
Dgn melihat org lain tetap waspada, diri kita akan menjadi lebih sadar. Ketika kita melihat orang lain tergesa-gesa, hal ini akan membangkitkan kita juga.

PAGE (100)
Menjadi SADAR akan nilai dan bantuan anda terhadap yg lain. RETREAT adl sebuah keseimbangan yg indah; bekerja dlm diri kita dlm ketenangan dan kesunyian, juga berada dlm lingkungan kelompok yg mendukung.

(CONTINUE)
« Last Edit: 12 June 2010, 01:14:13 PM by Sunny Tan »

Offline Sunny Tan

  • Tamu
  • *
  • Thank You
  • -Given: 3
  • -Receive: 15
  • Posts: 17
  • Reputasi: 2
  • MUACH DHAMMA!!! (MUst AChieve Higher in DHAMMA)
Oleh: Yoseph Goldstein
Petunjuk: Silakan baca dari PAGE yg mana saja, tdk harus urut dan temukan PAGE FAVORITEMU

PAGE (101)
Berusaha, membangkitkan energi dan menciptakan ketenangan dlm diri kita akan memperkuat PRAKTEK.

PAGE (102)
Seharusnya akan SELALU ADA usaha yg terbesar, tanpa memaksakan, tanpa menciptakan ketegangan.


PAGE (103)
SEMANGAT harus dibangkitkan oleh setiap orang yg berjalan kearah kesucian. Semangat adl suatu FAKTOR KEKUATAN: jika kekuatan ini ditumbuhkan dan dikembangkan, akan mengatasi keenganan, kelambanan dan kemalasan pikiran.

PAGE (104)
SEMANGAT harus diimbangi dgn KETENANGAN. Seolah-olah anda sedang mencoba menyesuaikan senar pada gitar. Jika terlalu kencang atau terlalu kendur, suaranya tdk akan pas.

PAGE (105)
Bahkan dlm praktek kita juga harus bertahan dgn gigih dan juga memerlukan pikiran yg SANTAI dan SEIMBANG, berusaha tanpa paksaan. Tegang dan gelisah adl rintangan yg sangat besar.

PAGE (106)
Jika kita menaruh sebuah ceret di atas kompor dan setiap beberapa menit mengangkat penutupnya, maka utk mendidihkan air itu memerlukan waktu lebih panjang. AIR AKAN MENJADI PANAS DGN CEPAT JIKA KITA MEMBIARKANNYA SECARA ALAMI.

PAGE (107)
Dgn GIGIH kita melanjutkan latihan kita, setiap saat dibangun dari yg sebelumnya dan dalam waktu singkat pikiran akan mengembangkan KEKUATAN YG TETAP DAN PENEMBUS KEKUATAN.

PAGE (108)
Bersikaplah LEMBUT kepada diri anda, pertahankan terus! Disana sedang terjadi TRANSFORMASI besar walaupun mungkin tdk nampak pada diri anda.

PAGE (109)
PIKIRAN dapat menjadi sangat MUDAH BERADAPTASI. Seperti anda sedang bekerja dgn tanah liat utk membentuk tembikar, tanah ini menjadi lembut dan dgn mudah dibentuk. Ketika KESADARAN DAN KONSENTRASI TELAH BERKEMBANG, pikiran juga memiliki kemampuan bekerja dan fleksibel.

PAGE (110)
Gambar: Seseorang sedang mengamati sebuah pohon besar dan burung yg sedang terbang dgn perasaan SANTAI

PAGE (111)
Pertanyaan: apa yg seharusnya saya lakukan ketika saya merasa tegang pada saat praktek terlalu keras?
Jawab: pada saat anda merasa terlalu tegang atau terlalu keras dlm praktek, pergi ke udara terbuka, melihat pohon lalu melihat ke angkasa. Langit begitu indah, begitu luas. Pergi ke udara terbuka dan berjalan berkeliling dgn cara sedikit lebih santai, namun tetap dgn kesadaran dgn apa yg sedang anda kerjakan. Dlm waktu singkat, tempat tadi akan menenangkan pkiran anda. BUDDHA SERING MEREKOMENDASI BEKERJASAMA DGN ALAM KRN DAPAT MENENANGKAN PIKIRAN.

PAGE (112)
Gambar: seseorang tengah duduk diam di dalam sebuah ruangan yg penuh dgn benda-benda dan secara tdk sadar telah melekatinya.

PAGE (113)
Sering dalam kelupaan pada kehidupan kita, kita menjadi TERLALU TERLIBAT dgn kegiatan mengumpulkan barang-2, melekat pada milik kita, dan ingin menjadi seseorang yg berbeda. Kita terlibat dlm banyak aktivitas dgn kurang perhatian, mengikuti ambisi, nafsu indria, diri sendiri, dgn sangat serius, kita kehilangan perspektif ‘PIKIRAN BESAR’. Kita kehilangan PERSPEKTIF KEMATIAN.

PAGE (114)
Kita akan MENINGGAL SENDIRIAN. Penting sekali mencapai kesepakatan dgn dasar kesendirian kita, menjadi nyaman dgn kesendirian. Sehingga pikiran dpt menjadi kuat dan tenang, dan dgn pemahaman spt itu memungkinkan hubungan erat yg indah dgn sesama.

PAGE (115)
Jika kita menganggap KEMATIAN sebagai PEDOMAN HIDUP, setiap saat kita akan hidup dgn kekuatan dan kesempurnaan. Kita akan melakukan segala sesuatu usaha utk terakhir kali di dunia.

PAGE (116)
Ketika kita menuliskan kata D.E.A.T.H (MATI/KEMATIAN) pada ujung jari kita, kita jadi mengurangi keterlibatan, mengurangi dorongan akan kenikmatan atau kepuasan akan berbagai nafsu indria pada saat itu. Ketika tidak terlalu diliputi awan nafsu indria dan fantasi, akan berkurang kecenderungan kita menggenggam sesuatu dan lebih terbuka utk memberi cinta kasih dan berdana.

PAGE (117)
Tdk ada seorangpun, berpikir bahwa saat melihat orang lain sekarat di depannya, percaya bahwa iapun akan meninggal dunia (-Bhagavad Gita-).

PAGE (118)
KESADARAN AKAN KEMATIAN memberikan ruang kejelasan yg dapat membuat kita mengerti proses siapa kita sebenarnya, dan siapa itu yg meninggal dunia.

PAGE (119)
“DARI RAHIM KE PUSARA” dan “DARI PUSARA KE RAHIM”

PAGE (120)
IDEAL: rintangan yg terbesar utk memperhatikan adl KEMELEKATAN akan KEAKUAN dan KONSEP SIAPA DAN BAGAIMANA KITA INGIN MENCAPAI SESUATU. Ini menambah kerumitan tdk perlu mengenai pengalaman yg sangat sederhana tentang apa itu yg sedang terjadi. Sering org yg sedang menjalani praktek spiritual TERJEBAK akan pandangan tadi, pandangan akan apa yg mereka anggap, menjadi seorang yogi, seorang meditator atau seorang yg menjalani kehidupan spiritual yg bergulat mencoba hidup dgn cara bertindak atau berbuat sesuai dgn apa yg ada dalam bayangan mereka sebelumnya.

PAGE (121)
KEMELEKATAN PADA PANDANGAN adl KEMELEKATAN YG BESAR. Hal ini akan menghalangi kita utk melihat sesuatu sebagaimana adanya; ini akan menyaring realita sebenarnya melalui kacamata berwarna dari kondisi khusus yg kita miliki. Pandang tentang keakuan, tentang latihan, tentang ajaran Buddha.

PAGE (122)
SEBUAH PRIBAHASA TERKENAL: Di dlm gua terdapat barisan org yg terikat sehingga mereka hanya dapat menatap belakang dinding gua. Di belakang barisan orang terdapat api dan iring-iringan org berjalan sibuk melakukan aktivitas. Iring-iringan org tadi membuat bayangan pada belakang dinding gua. Barisan org yg terikat tadi hanya dapat MELIHAT GAMBAR BAYANGAN dan karena perubahan bayangan tadi yg mereka pernah lihat, mereka MENGANGGAP bayang-bayang tadi menjadi REALITAS YG NYATA. Kadang-kadang seorang yg terkait dgn hal ini, melalui usaha keras, berhasil melepaskan rantai dan berpaling. Ia melihat api dan iring-iringan dan mulai mengerti bahwa BAYANG-BAYANG BUKANLAH REAlita, namun HANYA REFLEKSI di dinding belaka. Mungkin dgn usaha lebih keras org-org ini mampu memotong rantai seluruhnya dan keluar terbebas.

PAGE (123)
Situasi kita yg sulit sama seperti mereka yg terikat di dalam gua tadi. BAYANG-BAYANG ADL KONSEP DUNIA tempat kita tinggal. TERBELENGGU DGN KEMELEKATAN IDE, PIKIRAN, DAN GAGASAN MENTAL, YG MEMBUAT KONSEP TADI MENJADI KENYATAAN.

PAGE (124)
Melalui latihan perhatian murni, TDK MELEKAT, TDK MENGUTUK, TDK MENGIDENTIFIKASI SEGALA SESUATU, pikiran menjadi lebih ringan dan bebas.

PAGE (125)
Gambar: seseorang sedang berada dlm balon udara, begitu ringan dan bebas.

PAGE (126)
Jika seseorang sedang menyeberangi sungai dan sebuah kapal kosong bertabrakan dgn perahu sampannya, meskipun ia seorang pemarah, ia tdk akan menjadi sangat marah . Namun jika ia melihat ada seseorang di dalam kapal tsb, ia akan berteriak pada orang tersebut agar menjauh darinya. Jika teriakan tdk terdengar, ia akan teriak sekali lagi, dan sekali lagi, lalu mulai memaki, dan ini semua krn terdapat seseorang did lm kapal itu, namun jika kapal itu kosong, ia tdk akan teriak dan tdk menjadi marah. JIKA ANDA DAPAT MENGOSONGKAN KAPAL ANDA MENYEBERANG SUNGAI DUNIA, TDK SEORANGPUN AKAN MENENTANG ANDA, TDK SEORANGPUN AKAN MENCARI UTK MENYAKITI ANDA.

PAGE (127)
BELAJAR MELEPAS: Berbagi apa yg kita miliki adl cara yg indah utk membina hubungan dgn yg lain. Persahabatan kita dapat ditingkatkan dgn kerelaan memberi. Bahkan lebih penting, mengembangkan ketidakserakahan menjadi suatu kekuatan utk pembebasan. APA YG MENGIKAT KITA ADL NAFSU INDRIA DAN CENGKRAMAN DI DLM PIKIRAN KITA SENDIRI. Disaat kita PRAKTEK MEMBERI, kita belajar MELEPAS.

PAGE (128)
LEPASLAH pandangan kita terhadap segala sesuatu sebelumnya, bagaimana kita menginginkan segala sesuatu terjadi dan MELEPAS kemelekatan terhadap pendapat yg kita pegang.

PAGE (129)
LEPASLAH pandangan, pendapat, dan gagasan-gagasan terhadap segala sesuatu, maka DHAMMA akan TAMPAK.

PAGE (130)
KEMURNIAN bukan berada pada suatu tradisi atau dlm sebuah metoda atau dlm sebuah agama.

PAGE (131)
Hanya ada satu dasar kemurnian yg diajarkanoleh Buddha. KEMURNIAN UTK MELEPAS, dan itulah yg disebut kemurnian pikiran, bebas dari keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin.

PAGE (132)
Tanya: Bagaimana kita memurnikan diri kita?
Jawab: Kecantikan akan praktek yg utuh adl kesadaran itu sendiri yg akan memurnikan. Tdk membuat program tertentu utk dirinya, “saya ingin menjadi murni”, yg agaknya bertentangan.
KESADARAN TERHADAP APA YG TERJADI PADA SAAT ITU adl yg memurnikan sehingga tdk ada yg harus dicapai atau ingin menjadi sesuatu, tdk ada sesuatu yg khusus utk dijadikan atau dimiliki; hanya duduk dgn penuh kewaspadaan.

PAGE (133)
PANDANGAN TERANG: adl pengertian yg datang dgn tiba-tiba TANPA KATA-KATA. Intuisi seperti ini mempunyai kepastian tentang pengertian. Karena ini bukanlah produk pikiran atau khayalan namun lebih pada persepsi tentang bagaimana sesuatu terjadi dgn jelas dgn tiba-tiba.

PAGE (134)
KEMAUAN ATAU MAKSUD: adl faktor umum pikiran yg hadir pada setiap momen. Kesadaran ini adl kedesakan atau tanda-tanda bathin yg mendahului aktivitas apapun. Ketika ini menjadi utama, karena berada diantara perubahan sikap tubuh yg radikal, antara duduk dan berdiri, berdiri dan duduk, lakukanlah dgn penuh perhatian. JIKA KITA PENUH PERHATIAN TERHADAP KEMAUAN DAN MAKSUD, MAKA KITA MEMILIKI KEBEBASAN UTK MEMILIH APAKAH MENGIKUTINYA ATAU TIDAK. Sejauh kita tdk menjaga kesadaran akan kemauan; aktivitas akan mengikuti secara otomatis.


PAGE (135)
Jika tdk ada kewaspadaan, kata-kata akan keluar sebelum kesadaran terhadap kehendak utk melakukannya muncul. Ini semua sangat mekanis. Namun JIKA KESADARAN MENJADI LEBIH TAJAM, KITA MULAI MENJADI SADAR SEBELUM BERBICARA.

PAGE (136)
KEHENDAK tdk selalu berbentuk pikiran di dalam pikiran, tdk selalu kata-kata, kadang-kadang hanya dialami pengalaman sebagai suatu desakan, suatu tanda bahwa sesuatu akan terjadi. Anda tdk perlu mencari kata-kata atau kalimat dlm pikiran. HANYA MENYADARI bahwa desakan hati utk melakukan sesuatu. Ketika anda mulai memperhatikan bagaimana hubungan sebab dan akibat ini bekerja pada pikiran dan tubuh, konsep keakuan melarut menjadi elemen-elemen yg terbuka dgn sederhana dan alami.

PAGE (137)
Umpama: saat berjalan ada keinginan berhenti, sebelum berhenti ada keinginan berputar, sebelum memutar kaki juga tdk membuat gerakan memutar.
Kaki memutar krn didahului oleh maksud. TDK ADA SEORANG, TDK ADA YG ‘MELAKUKAN’ GERAKAN MEMUTAR. Ini adl hubungan sebab akibat impersonal. Namun, jika mulai memutar kita tdk memiliki perhatian bagaimana proses terjadinya, mudah sekali mengidentifikasi bahwa ada ‘seseorang’ yg mengerjakannya.

PAGE (138)
Saat duduk, keinginan akan terlihat muncul sebelum setiap gerakan. Jika anda mengubah posisi, pasti ada keinginan utk melakukan hal itu. Jika anda menelan, tentu ada kehendak yg mendahului. Jika anda membuka mata akan ada kehendak utk membuka. SEMUA INI HARUS DIPERHATIKAN.

PAGE (139)
Ada LAKON TANPA SEORANG AKTOR, MELAKUKAN TANPA SEORANG PELAKU, MENDERITA TANPA SEORANG YG MENDERITA, KESUCIAN TANPA ORANG YG MENCAPAI KESUCIAN.
PAGE (140)
PENCERAHAN: “Tidak menjadi kacau atau bingung dgn apa yg sedang terjadi”.


PAGE (141)
Seperti halnya sebuah ruangan dgn lampu yg remang-remang. Jika kita menyalakan lampu yg terang, segala sesuatu menjadi tajam dan jelas.
Ketika hanya ada sedikit cahaya dlm pikiran, anda tdk dapat melihat sesuatu dgn jelas, anda hanya melihat alur-alurnya secara umum, namun tanpa persepsi yg tajam. Dgn banyak CAHAYA DLM PIKIRAN, segala sesuatu menjadi jelas maka proses menjadi begitu jelas, jadi mudah utk dimengerti. Cahaya tadi adl CAHAYA KESADARAN DARI PERHATIAN MURNI.

PAGE (142)
Seperti halnya air dlm cangkir, jika cangkir diisi dgn air kotor tdk berguna, maka cangkir itu tak berguna. Hanya setelah air kotor tadi dibuang, baru cangkir tadi menjadi berguna.

PAGE (143)
KITA HARUS MEMBERSIHKAN PIKIRAN KITA DARI OPINI-OPINI, BARULAH KITA DAPAT MELIHAT.

PAGE (144)
LANGIT cerah dan TDK DIPENGARUHI OLEH APA YG SEDANG TERJADI. Awan datang dan pergi, angin datang dan pergi, begitu juga dgn hujan dan sinar matahari, namun langit tetap cerah.

PAGE (145)
Anggaplah pikiran sebagai langit besar yg cerah dan biarkan SEGALA SESUATU MUNCUL DAN MENGHILANG DGN SENDIRINYA, maka pikiran akan tetap seimbang, santai, mengamati aliran.

PAGE (146)
PENCERAHAN yg berkenaan dgn TUBUH JASMANI – SADAR DGN SIKAP TUBUH, unsur jasmani yg saling berpengaruh, menjadi sensitif dgn berapa banyak makanan dan tidur yg sebenarnya dibutuhkan. Membawa semua jenis energi tubuh yg berbeda menjadi seimbang.

PAGE (147)
PENCERAHAN yg berkenaan dgn PIKIRAN – EMOSI, BENTUK-BENTUK PIKIRAN dan KEADAAN MENTAL YG BERBEDA. Tdk dikejar dlm putaran pikiran, tetap jelas dan seimbang dlm alirannya.

PAGE (148)
Ketika pikiran cerah akan mengalami perubahan terus-menerus pada tingkat yg sangat kecil sekali. DARI WAKTU KE WAKTU KITA LAHIR DAN MATI.


PAGE (149)
Namun KITA HARUS SADAR AKAN PENCERAHAN ITU SENDIRI SEHINGGA TDK MELEKAT PADANYA, tdk mengidentifikasinya. PENCERAHAN HANYA BAGIAN DARI PROSES.

PAGE (150)
RINTANGAN: sering ada kecenderungan mengutuk rintangan ketika mereka muncul. Pikiran yg menyalahkan adl faktor penolakan itu sendiri. Setiap sikap menyalahkan rintangan memperkuat musuh. Ini bukan caranya. Tdk menghakimi, tdk menilai. RINTANGAN DATANG, HANYA AMATI SAJA
SATI (PERHATIAN) MEMBUAT MEREKA SEMUA TDK BERFUNGSI. Mereka mungkin terus muncul, namun mereka tdk menganggu pikiran krn kita tdk bereaksi terhadap mereka.

PAGE (151)
Semua RINTANGAN adl faktor batin yg TDK PERMANEN. Mereka MUNCUL DAN BERLALU, seperti awan di langit. Jika kita penuh perhatianterhadap rintangan tadi ketika mereka muncul dan tdk bereaksi atau mengidentifikasi mereka, mereka melewati pikiran tanpa mengganggu.

PAGE (152)
Tdk ada formula yg ajaib yg akan membebaskan kita dari penderitaan. Kita masing-masing harus memurnikan pikiran kita sendiri, krn KEMELEKATAN PADA PIKIRAN YG MEMBUAT KITA BERADA DLM LINGKARAN.

PAGE (153)
TERUSLAH MEMPERTAHANKAN SEMANGAT DAN KESADARAN. Pikiran yg telah mengatasi kekuatan rintangan tdk dapat terguncang dlm keseimbangan dan kelenturannya.

PAGE (154)
KEGELISAHAN: TDK ADA ‘SEORANGPUN’ YG GELISAH; ini adl pekerjaan dari faktor mental tertentu, kegelisahan ini datang dan pergi. Jika ada keseimbangan kesadaran, kegelisahan ini tdk mengganggu pikiran.

PAGE (155)
KEMARAHAN: Bebas dari kehendak jahat berarti bebas dari kemarahan. KEMARAHAN ADL KEBAKARAN DLM PIKIRAN, dan ketika diungkapkan menyebabkan penderitaan yg besar kepada orang lain. Mengenali kemarahan dan membiarkan berlalu sangat membantu kita. Maka pikiran menjadi ringan dan mudah, mengungkapkan cinta kasih secara alami.


PAGE (156)
SALAH SATU FAKTOR KESUCIAN adl PENYELIDIKAN DHAMMA. Kualitas investigatif pikiran yg memeriksa, yg mengeksplorasi bagaimana unsur-unsur batin dan jasmani bekerja.

PAGE (157)
MENYELIDIKI DHAMMA: adl kualitas pikiran yg menyelidiki, menggali menganalisa proses batin-jasmani, bukan dgn berpikir, bukan pada tingkat konseptual namun DGN PIKIRAN DIAM DAN DAMAI.

PAGE (158)
MEMBEDAKAN INTUISI DGN PANDANGAN TERANG DARI IMAJINASI: Intuisi datangnya dari pikiran tenang; Imajinasi adl konseptual.
Ada perbedaan besar. Itulah sebabnya PERKEMBANGAN PANDANGAN TERANG bukan datang dari memikirkan sesuatu, namun DATANGNYA DARI PERKEMBANGAN PIKIRAN YG DIAM DGN PANDANGAN YG JERNIH, maka penglihatan yg jernih dapat terjadi. Seluruh perkembangan pandangan terang, seluruh perkembangan pemahaman datang saat pikiran tenang, kemudian tiba-tiba, “I AHA, DEMIKIAN RUPANYA SUATU PROSES TERJADI!”

PAGE (159)
PENYELIDIKAN bukan dgn kata-kata, bukan dgn bentuk-bentuk pikiran, bukan dgn konsep-konsep, namun lebih pada MENCOBA MERASAKAN SENSASI PROSES KESADARAN YG TERJADI BERSAMAAN DGN OBJEK. Pengalaman ini membawa kebebasan dari mencari tahu pada pengamat.

PAGE (160)
“Sepertinya ada perbedaan antara kesadaran dan penyerapan terhadap sesuatu. Saya dapat menjadi sangat hanyut dgn musik pada suatu waktu TANPA adanya perhatian murni hanyut saat-saat itu, tetapi tdk waspada saat itu”. ………………

PAGE (161)
………..Itulah PERBEDAAN ANTARA KONSENTRASI DAN PERHATIAN MURNI. Anda dapat memusatkan satu perhatian pada musik tetapi tdk dgn perhatian penuh, walaupun ada sedikit perhatian. Yg menjadi hal utama adl faktor pemusatan pikiran, pikiran tdk goyah. Tambahkan dgn perhatian murni yg tajam, demikianlah latihan seluruhnya.




PAGE (162)
EPILOGUE (KESIMPULAN):
Pertahankan pandangan anda pada jalan ke puncak, namun jangan lupa melihat yg ada tepat di depan anda.
Langkah terakhir tergantung pada langkah pertama. Perhatikan pijakan anda, pastikan langkah berikutnya. Namun jangan biarkan merintangi anda dari tujuan yg paling tinggi.


 _/\_